Sementara PPh 22 Impor, lanjut Sri Mulyani, turun 6,8%. Ini sesuai dengan situasi ekonomi makro, di mana impor menurun. Penurunan ini sudah dimulai pada kuartal II-2023.
"Meskipun kontraksinya sudah lebih menurun," ujarnya.
Sementara PPh Orang Pribadi naik 2,9%. Pada Oktober, naik 6,8%. Terutama disebabkan pembayaran tahun lalu dari aktivitas Direktorat Jenderal Pajak.
"PPh Badan tumbuh 19,4%. Masih cukup kuat. Ini mengkontribusikan 23,4%, tertinggi kedua setelah PPN (Pajak Pertambahan Nilai)," kata Sri Mulyani.
Sementara PPh 26 tumbuh 20,5% karena pembayaran dividen korporasi. Sedangkan PPh Final mengalami kontraksi 31,9% karena peningkatan suku bunga.
"Untuk PPN DN (Dalam Negeri) masih tumbuh 11,6%. Ini hal yang positif, meski kita harus waspada karena triwulan I, II, dan Oktober mengalami negative growth," tegas Bendahara Negara.
Kemudian PPN Impor turun 5,4% karena penurunan kinerja impor. "Berbagai aktivitas yang menyangkut impor memang mengalami penurunan," tutur Sri Mulyani.
(aji)