Bloomberg Technoz, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan sesi 1 Senin (27/2/2023), ditutup di zona merah dengan terkoreksi 21,59 poin atau 0,31% ke posisi 6.834,99. Sementara kurs rupiah terpantau melemah 0,33% ke posisi Rp 15.277/US$.
Sepanjang perdagangan pada sesi 1 IHSG bergerak cenderung bervariasi dengan rentang pergerakan pada area level 6.827,71 - 6.871,11. Data perdagangan menunjukkan nilai perdagangan mencapai Rp 7,5 triliun dari 14,8 miliar lembar saham yang ditransaksikan. Tercatat hanya ada penguatan 212 saham dan sebanyak 290 saham terjadi pelemahan. Sisanya 200 saham stagnan.
Sektor saham kesehatan dan sektor saham transportasi menjadi pemberat laju IHSG dengan terkoreksi 1,98% dan 1,57%, disusul oleh sektor saham konsumen primer dengan turun 1,31%. Sedangkan, sektor saham properti mengalami penguatan 1,25%.
Kinerja bursa di Asia hari ini kompak bergerak di zona merah. Indeks Kospi -1,19%, indeks Hang Seng Hong Kong -0,75%, indeks Strait Times Singapore -0,44%, indeks Nikkei 225 -0,15%, dan indeks Shanghai -0,12%.
Tekanan di bursa Asia datang dari Wall Street dimana indeks utama Dow Jones yang ditutup terkoreksi 336 poin atau turu 1,02%. Rilis data ekonomi inflasi inti Personal Consumption Expenditure (PCE) Januari 2023 di Amerika Serikat (AS) tercatat meningkat 0,6% dibandingkan bulan sebelumnya, tertinggi sejak Agustus 2022.
Secara tahunan, inflasi inti PCE ada di angka 4,7%. Sentimen ini meningkatkan kekhawatiran pelaku pasar bursa Asia akan kenaikan suku bunga The Fed yang kian berlanjut.
Ini membuat Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga acuan dan diperkirakan terus akan naik hingga level 5,4% pada tahun ini. Proyeksi ini berdasarkan prediksi inflasi di AS yang masih akan tinggi.
Kegelisahan investor atas aset-aset berisiko meningkat pada tak terduga pada Januari. "Tampaknya terlalu dini untuk menyebut perputaran risiko minggu ini," Chris Weston, kepala penelitian untuk Pepperstone Group Ltd., dalam catatan hari Senin, seperti dikutip dari Bloomberg News.
Di pasar saham domestik, saham PT Lini Imaji Kreasi Ekosistem Tbk (FUTR) yang resmi melantai di Bursa Efek Indonesia hari ini, pada penutupan sesi 1 terpantau bergerak menguat di zona hijau, setelah sempat terjebak di Auto Reject Bawah (ARB). Pergerakan FUTR terhenti pada posisi Rp 106/saham, dengan mencatatkan +6%.
Lini Imaji Kreasi Ekosistem adalah perusahaan teknologi, yang memiliki keunggulan pada Big Data Analytics, Social Commerce Technology, Immersive Technology, dan Cyber Governance. FUTR melepas 1.278.000.000 saham, atau sebesar 20% dari modal ditempatkan perusahaan dengan harga Rp 100/saham.
Asia Agri International Pte. Ltd. masuk sebagai pemegang saham pengendali baru PT Estetika Tata Tiara Tbk (BEEF). Asia Agri mengambil kepemilikan 590 juta lembar BEEF atau 31,31% dari total saham ditempatkan dan disetor dari PT Tigatunggal Adimulya dan PT Brida Makmur Nusantara.
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) akan menerbitkan saham baru melalui skema penambahan modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) II atau rights issue maksimal 1.836.414.082 lembar. Hasil rights issue digunakan seluruhnya untuk memperkuat struktur permodalan BJBR dalam rangka ekspansi kredit.
(fad/wep)