Sebelumnya, APBN 2023 masih membukukan surplus hingga September. Penarikan utang berkurang drastis.
Bulan lalu, Sri Mulyani Indrawati melaporkan, penerimaan negara hingga akhir bulan lalu tercatat Rp 2.035,6 triliun. Naik 3,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu dan sudah 82,6% dari target.
Sementara realisasi belanja negara adalah Rp 1.967,9 triliun. Naik 2,8% dan 64,3% dari pagu.
"Dengan posisi ini, maka APBN surplus Rp 67,7 triliun. Atau 0,32% dari PDB (Produk Domestik Bruto)," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, Rabu (25/10/2023).
Saat itu, perkembangan itu membuat pembiayaan utang turun tajam. Hingga akhir September, realisasi pembiayaan utang adalah Rp 198,9 triliun, atau 58,6% di bawah periode yang sama tahun lalu.
Penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) neto adalah Rp 181,4 triliun atau turun 61,5%. Sedangkan penarikan pinjaman neto bernilai Rp 17,4 triliun.
"Pembiayaan turun drastis ini berarti APBN kita cukup sehat dan kuat saat ada guncangan yang terjadi," sambung Sri Mulyani.
(mfd/lav)