Hasil survei menunjukkan bahwa pembuat kebijakan China mungkin telah selesai memotong suku bunga utama tahun ini. Meskipun data terbaru masih menunjukkan beberapa titik permasalahan bagi negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia tersebut. Secara keseluruhan negara ini berada pada jalur yang tepat untuk mencapai atau melampaui target pertumbuhan tahunan resmi pemerintah sekitar 5%.
Responden dalam survei terbaru memperkirakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2% tahun ini, dan kemudian tumbuh secara moderat hingga lebih dari 4,5% pada 2024, tidak berubah dari survei bulan lalu.
PBOC sebelumnya menurunkan tingkat MLF sebanyak dua kali, pada Juni dan Agustus, untuk membantu pemulihan ekonomi yang kehilangan momentum. Ruang gerak pada tingkat suku bunga masih agak terbatas, mengingat margin keuntungan yang menyempit bagi bank sebelum tingkat tabungan mereka kembali turun. Kenaikan deposito berjangka juga telah mendorong naiknya biaya bagi pemberi pinjaman.
Para ekonom masih memperkirakan pemerintah akan mempertimbangkan penambahan likuiditas ke dalam sistem keuangan melalui cara lain. Terutama memastikan penerbitan utang pemerintah untuk proyek infrastruktur yang diharapkan dapat membantu pertumbuhan.
"Penurunan RRR (Rasio Cadangan Wajib) cukup mungkin, ditambah pendanaan MLF tambahan," tulis para ekonom Pantheon, merujuk pada kebutuhan untuk memfasilitasi penerbitan obligasi pemerintah.
Pemerintah juga fokus pada langkah-langkah untuk membantu sektor properti yang sedang kesulitan, sebuah tantangan besar bagi ekonomi. China mungkin akan mengizinkan bank-bank menawarkan pinjaman jangka pendek tanpa jaminan kepada pengembang yang memenuhi syarat untuk pertama kalinya dalam upaya besar untuk meredakan krisis properti, seperti yang dilaporkan oleh Bloomberg News sebelumnya.
Responden dalam survei Bloomberg melihat rasio cadangan wajib (Reserve Requirement Ratio/RRR) untuk bank-bank besar akan dipangkas sebesar 25 basis poin pada kuartal ini, tidak berubah dari survei bulan lalu. Mereka juga memproyeksikan pemangkasan lima basis poin pada 7 Day Reverse Repurchase Rate dari bank sentral, yang merupakan suku bunga kebijakan jangka pendek. Responden dalam survei bulan lalu memperkirakan pemangkasan sebesar 10 basis poin.
Sebuah laporan di halaman depan Shanghai Securities News pekan ini juga mengemukakan kemungkinan pemangkasan RRR sebelum akhir tahun ini, yang mengutip analis.
"Pantulan ekonomi China setelah dibuka kembali tahun ini memudar," kata Erica Tay, ekonom di Maybank Investment Banking Group. "Apa yang tersisa dari permintaan dasar kurang kuat, dan dukungan fiskal perlu lebih banyak untuk meningkatkan pertumbuhan PDB tahun depan."
Tay menambahkan bahwa "semangat untuk berinvestasi" di kalangan bisnis akan menjadi hal yang menarik untuk diamati pada tahun 2024.
"Apakah kepercayaan berbisnis kembali dengan cara besar akan memiliki dampak yang berkelanjutan pada penciptaan lapangan kerja, upah, dan konsumsi pribadi," tambahnya.
(bbn)