Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Sorong – Hingga Oktober 2023, PT Pertamina Patra Niaga mencatat realisasi penyaluran bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis Pertalite sudah mencapai 76,4% dari total kuota tahun ini sebanyak 32,6 juta kiloliter (kl).

Dengan realisasi itu, perseroan optimistis kuota bensin Jenis BBM khusus penugasan (JBKP) Pertalite masih mencukupi hingga pengujung tahun ini.

"Masih mencukupi untuk Pertalite," ujar Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting saat dihubungi, Kamis (23/11/2023).

Amannya kuota Pertalite, menurut perseroan, disebabkan oleh upaya pengendalian lewat skema Pilot Project Full Cycle JBKP Pertalite di 41 kota/kab dan dan digitalisasi melalui QR Code. Upaya itu diklaim telah menghemat pasok Pertalite hingga 1,7 juta kl.

Namun demikian, konsumsi BBM subsidi jenis Solar diproyeksikan tetap melebihi kuota. Pada 2023, proyeksi konsumsi Solar sebanyak 19,6 juta kl, atau lebih banyak 12,1% dibandingkan dengan realisasi 2022 sebanyak 17,5 juta kl. Proyeksi itu belum termasuk dalam upaya pengendalian dan tidak dilaksanakan program Subsidi Tepat BBM.

Apabila ada upaya pengendalian melalui program Subsidi Tepat dengan melakukan pendataan konsumen dan monitoring transaksi (adanya Signal Exception untuk menangkap potensi penyalahgunaan) serta adanya pembatasan alokasi per pengguna, maka prognosis Solar 2023 ditetapkan sebanyak 18,3 juta kl.

Maka dari itu, Pertamina Patra Niaga meminta penambahan kuota jenis BBM tertentu (JBT) Solar sebanyak 1,3 juta kl.

Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan mengatakan permintaan tambahan itu menyusul peningkatan prognosis konsumsi Solar hingga akhir tahun ini sebesar 7,8% menjadi 18,1 juta kl, dari estimasi sebelumnya sejumlah 16,8 kl.

"Ini yang memang kami sempat ajukan untuk dapat dilakukan penyesuaian kuota di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral [ESDM]," ujar Riva dalam rapat bersama Komisi VII DPR, Selasa (21/11/2023).

(ibn/wdh)

No more pages