Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan 6 mata uang utama dunia) stagnan di 103,92 pada perdagangan kemarin. Stagnasi ini terjadi setelah kenaikan 2 hari beruntun.
“Jika tidak ada sentimen lain, saya rasa tidak ada momentum yang bisa membuat harga emas bertahan lama di level US$ 2.000/ons sampai akhir tahun. Memang ada konflik geopolitik dan ketidakpastian di pasar keuangan. Namun kecuali 2 sentimen itu mengalami eskalasi, sepertinya harga emas akan berfluktuasi,” terang Rhona O’Connell, Analis StoneX, seperti dikutip dari Bloomberg News.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dalam perspektif harian (daily time frame), emas masih bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 60,69.
RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.
Namun investor patut waspada karena indikator Stochastic RSI menunjukkan angka 87,19. Sudah di atas 80, berarti sudah jenuh beli (overbought).
Oleh karena itu, risiko koreksi harga emas masih tinggi. Target koreksi atau support terdekat ada di US$ 1.988/ons. Jika tertembus, maka ada kemungkinan turun lagi ke US$ 1.972/ons.
Support terjauh bahkan bisa menyentuh US$ 1.932/ons.
Sedangkan target kenaikan atau resisten terdekat ada di US$ 1.996/ons. Resisten selanjutnya ada di US$ 2.010, tetapi sepertinya ini adalah tahanan atas yang cukup kuat sehingga butuh waktu dan berita yang signifikan untuk tertembus.
(aji)