"Inflasi sekarang rendah, growth cukup baik. Tapi kalau hanya mempertimbangkan inflasi domestik saja tentu... ada ruang menurunkan bunga bila melihat [kondisi] sekarang. Namun, bila melihat ke depan masih ada beberapa risiko,' kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil RDG BI, Kamis siang (23/11/2023).
Risiko-risiko itu yang utama adalah, kata Perry, inflasi dari importasi barang (imported inflation). "Imported inflation terdiri atas dua yaitu dari harga energi, harga pangan dan depresiasi rupiah," jelas Perry.
Dalam perhitungan BI, dengan mempertimbangan berbagai faktor itu, inflasi 2024 diproyeksikan ada di kisaran 3,2%. Untuk menjaga level inflasi tidak melampaui prediksi tersebut, tingkat bunga saat ini dinilai masih memadai.
"Proyeksi inflasi masih 2,5% plus minus 1% tahun depan, berarti batas atas di 3,5%. Sehingga BI7DRR 6% ini masih konsisten dengan perkiraan inflasi tahun depan di 3,2% itu," jelas Perry.
Level itu juga cukup memadai untuk tidak membuat perekonomian domestik semakin 'ketat' karena kenaikan bunga acuan. Pada kuartal III-2023, ekonomi domestik melambat ke 4,94% akibat pelemahan kinerja ekspor dan penurunan belanja pemerintah.
Belanja Pemilu
Untuk sisa tahun ini, bank sentral memperkirakan pertumbuhan ekonomi masih akan bertahan tumbuh disokong oleh permintaan domestik.
"Pertumbuhan kuartal IV-2023 diperkirakan tetap baik tecermin pada beberapa indikator dini seperti keyakinan konsumen, ekspektasi penghasilan, dan Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur. Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi 2023 diprakirakan dalam kisaran 4,5-5,3%," kata Perry.
Sementara pertumbuhan ekonomi tahun depan menurut bank sentral akan tetap positif didorong tetap baiknya keyakinan konsumen, positifnya pengaruh pelaksanaan Pemilu, dan berlanjutnya pembangunan Proyek Strategis Nasional.
Keputusan mempertahankan tingkat BI 7 Days Reverse Repo (BI7DRR) diambil setelah bank sentral menggelar Rapat Dewan Gubernur selama dua hari terakhir, di tengah pelemahan rupiah beberapa hari terakhir terimbas aksi profit taking pelaku pasar.
Pada penutupan pasar hari ini, rupiah ditutup menguat 20 bps ke Rp15.555/US$ di pasar spot. Sementara kurs tengah BI sore ini masih ditutup melemah untuk hari ketiga berturut-turut ke kisaran Rp15.593/US$.
(rui/aji)