Logo Bloomberg Technoz

Tahan Bunga Acuan Jadi 'Jurus Aman' BI Kala Ekonomi Mulai Melemah

Ruisa Khoiriyah
23 November 2023 17:40

Bank Indonesia. (Rosa Panggabean/Bloomberg)
Bank Indonesia. (Rosa Panggabean/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Keputusan Bank Indonesia (BI) mempertahankan bunga acuan di level 6% sesuai prediksi mayoritas ekonom, mencerminkan kehati-hatian bank sentral dalam mengambil stance kebijakan agar pertumbuhan ekonomi domestik tidak semakin melambat ke depan.

Mempertahankan bunga acuan di level 6% ditempuh setelah capaian pertumbuhan ekonomi domestik pada kuartal III-2023 tercatat melambat di bawah 5% dan sinyal tekanan daya beli kian kentara terindikasi dari tingkat inflasi inti yang sudah di bawah target BI pada bulan lalu.

Keputusan menahan bunga acuan juga 'diringankan' oleh mulai memudarnya tensi ketidakpastian eksternal beberapa pekan terakhir, dengan keyakinan pelaku pasar global bahwa siklus kenaikan bunga Federal Reserve (The Fed) sepertinya telah berakhir. 

Bergantinya narasi di pasar global menguntungkan pamor aset-aset di pasar emerging market termasuk rupiah. Selama November ini, nilai tukar rupiah telah mencatat penguatan 1,99% month-to-date walaupun bila diukur dari posisi penutupan akhir tahun 2022 rupiah mencatat depresiasi tipis 0,04%. 

Secara tersirat, bank sentral menilai ruang untuk menurunkan BI7DRR mungkin memang sudah ada dengan tingkat inflasi saat ini yang sudah cukup rendah ditambah pertumbuhan ekonomi yang membutuhkan sokongan.