Suku bunga kebijakan, lanjut Perry, ditetapkan atas dasar perkiraan inflasi 2 tahun ke depan. Andai melihat inflasi saat ini saja, dan mempertimbangkan faktor domestik belaka, maka bukan tidak mungkin ada ruang menurunkan BI7DRR.
"Kalau kita melihat inflasi sekarang rendah, growth cukup baik. Kalau hanya mempertimbangan dalam negeri saja, kan ada ruang untuk menurunkan? Namun ke depan, ada beberapa risiko," tegas Perry.
Risiko tersebut, tambah Perry, adalah harga energi dan pangan serta pelemahan nilai tukar rupiah. Dengan mempertimbangkan risiko-risiko tersebut, BI memperkirakan inflasi 2024 di 3,2%. Masih dalam rentang sasaran BI yaitu 2,5 plus minus 1%.
"Kebijakan suku bunga kita masih oke, suku bunga 6% ini tetap konsisten untuk forward looking dan preemtif demi memastikan tahun depan inflasi tidak lebih dari 3,2%. Kami yakin 6% itu konsisten dengan pencapaian inflasi tahun depan 2,5 plus minus 1 dan stabilitas nilai tukar rupiah," ungkapnya.
(rui)