Komposisi tersebut jauh dari perkiraan awal bahwa jatah Vale Canada sebagai induk INCO akan berkurang 14% dari 43,79% menjadi hanya 29,79%, sehingga menempatkan MIND ID sebagai pemegang saham terbesar dan paling dominan di Vale Indonesia.
Menurut klaim VBM, dalam pernyataan resminya, kepemilikan VCL sebesar 33,9% terhadap saham INCO tersebut sudah “seimbang” dan “akan mendukung stabilitas dan pertumbuhan kelanjutan operasi PT Vale di Indonesia.”
Chief Executive Officer VBM dan Presiden Komisaris PT Vale Deshnee Naidoo mengatakan perjanjian divestasi ke MIND ID tersebut akan memajukan industri nikel di Indonesia, berdasarkan sejarah operasi INCO selama 55 tahun di negara ini.
“Kami berharap dapat bekerja sama dalam struktur kepemilikan saham baru dengan mitra kami untuk mendukung ambisi hilirisasi negara dan memberikan nilai ekonomi yang kuat kepada para pemangku kepentingan dan masyarakat. jangka panjang,” ujarnya, dikutip dari laman resmi perusahaan.
Untuk diketahui, HoA divestasi Vale Indonesia diteken di sela Pertemuan Pemimpin Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik 2023, Jumat pekan lalu, dalam sebuah upacara yang dihadiri oleh Presiden Indonesia Joko Widodo, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara Kartika Wirjoatmodjo, serta pejabat pemerintah lainnya.
VBM mengeklaim perjanjian tersebut mengguntungkan bagi Vale lantaran lantaran membuka jalan bagi pembaruan izin pertambangan INCO di Indonesia selepas 2025, yang selanjutnya memungkinkan investasi Vale dan proyek-proyek pertumbuhan baru di Bahodopi, Sorowako dan Pomalaa.
Secara keseluruhan, menurut VBM, kesepakatan tersebut mewakili investasi sebesar US$8,6 miliar (sekitar Rp133,77 triliun) untuk Indonesia.
“Indonesia dan PT Vale akan tetap menjadi pendorong penting pertumbuhan produksi nikel global VBM, yang berpotensi meningkat hingga lebih dari 300 kt/tahun dari sekitar 175 kt/tahun saat ini,” papar VBM dalam pernyataan mereka.
Adapun, transaksi divestasi ke MIND ID diharapkan selesai pada 2024, tergantung pada kondisi penutupan kesepakatan yang lazim.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif sebelumnya percaya diri MIND ID bakal resmi menjadi pengendali Vale Indonesia dengan alasan holding BUMN sektor pertambangan itu akan menempatkan orangnya di posisi strategis dewan direksi dan komisaris Vale Indonesia.
Dia juga berujar pihak INCO telah menyetujui hal itu. "Kan sudah dikasih Komisaris Utama sama Direktur Utama."
INCO sebelumnya beroperasi di Indonesia dalam naungan kontrak karya (KK) yang telah diamandemen pada 17 Oktober 2014 dan berlaku hingga 28 Desember 2025.
KK tersebut mengamanatkan INCO berhak mengeksplorasi lahan dengan luas konsesi sebesar 118.017 hektare (ha) meliputi Sulawesi Selatan (70.566 ha), Sulawesi Tengah (22.699 ha), dan Sulawesi Tenggara (24.752 ha).
(wdh)