Kebijakan penutupan kode broker dan kode domisili sejatinya kurang disukai pelaku pasar, terutama investor ritel. Mereka menjadi kehilangan acuan untuk memilih saham yang akan ditransaksikan karena tidak bisa lagi melihat pergerakan investor asing dan saham apa yang dinilai tengah ramai ditransaksikan berdasarkan volume perdagangan.
Pada saat yang bersamaan, BEI selalu melakukan post implementation review atas setiap kebijakan yang bisa mempengaruhi pasar. Kedua faktor ini yang memunculkan wacana kembali dibukanya kode broker dan kode domisili.
Opsi tersebut seirama dengan dengan penuturan Irvan yang sebelumnya mengatakan, ada opsi jika kode broker dan domisili kembali dibuka secara terbatas. "Kami kembalikan [wacana kode broker dan domisili] ke Anggota Bursa (AB), kalau kami buka sesi satu datanya dan tidak live responsnya, seperti apa," kata Irvan
Saat ini, wacana masih dalam tahap kajian dan mendengar masukan dari pelaku pasar, termasuk AB, untuk mencari best practice. Belum ada jadwal pasti kapan kebijakan kode broker dan kode domisili baru berlaku.
"[Tahun depan] kalau diberlakukan, tapi belum tentu juga, lihat hasil kajiannya seperti apa," jelas Irvan.
(mfd/dhf)