Sektoral saham teknologi dan saham infrastruktur menjadi pendukung utama penguatan IHSG dengan kenaikan 7,57% dan 5,79%, disusul oleh menguatnya saham keuangan sebesar 1,98%. Sedangkan, sektoral saham kesehatan mengalami koreksi 0,24%.
Sejumlah saham-saham teknologi yang menjadi pendorong kenaikan IHSG adalah, PT DCI Indonesia Tbk (DCII) yang meroket hingga 19,9%, PT IndoInternet Tbk (EDGE) yang melesat mencapai 19,9% juga dengan saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang menguat 5,95%.
Senada, saham infrastruktur juga naik mendukung penguatan IHSG, PT Nusantara Pelabuhan Handal Tbk (PORT) meroket 24,6%, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) melesat naik 12,8% dan saham PT Bukaka Teknik Utama Tbk (BUKK) menguat 3,6%.
Adapun kinerja bursa di Asia siang hari ini bergerak bervariasi. Indeks Shanghai Composite naik 0,11%, indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,45%, indeks Strait Times Singapore turun 0,23% dan indeks Kospi melemah 0,08%.
Sentimen regional tersulut tren penurunan suku bunga acuan, di mana secara jangka panjang akan membantu saham dan obligasi melonjak, terlebih menjelang tahun depan, menurut Audrey Goh, Kepala Alokasi Aset dan Strategi Tematik untuk Grup Manajemen Kekayaan di Standard Chartered Bank.
"Kami berharap reli pasar saham terus berlanjut," kata Goh dalam sebuah wawancara di Bloomberg Television.
"Jika Anda melihat inflasi, itu jelas telah mereda sehingga akan memungkinkan The Fed untuk tetap diam. Harapan kami adalah bahwa bunga acuan telah mencapai puncak," lanjut Goh seperti yang diwartakan Bloomberg News.
Dari dalam negeri, pelaku pasar juga menanti keputusan Bank Sentral Indonesia dalam Rapat Dewan Gubernur BI pada 22-23 November, dan akan mengumumkan hasil rapat pada siang hari ini, terkait suku bunga acuan BI-7 Day Reverse Repo Rate.
Adapun sejumlah analis memperkirakan BI akan mempertahankan suku bunga acuan, dan tidak berubah dari 6%, setelah kenaikan yang mengejutkan pada bulan lalu.
(fad/wep)