Pelemahan rupiah sudah terprediksi menilik sentimen di pasar global saat ini tengah berbalik negatif di mana klaim data pengangguran AS hanya turun sedikit. Hal itu membuat pasar khawatir peluang kenaikan bunga acuan Federal Reserve (The Fed) kembali naik.
Di saat yang sama, ekspektasi inflasi Negeri Paman Sam juga ditengarai meningkat berdasarkan hasil survei Universitas of Michigan di mana ekspektasi inflasi setahun ke depan AS akan di kisaran 4,5% (dibanding konsensus 4,4%) dan dalam 5-10 tahun ke depan akan di 3,2% (dibanding konsensus 3,1%).
Bunga Acuan
Bank Indonesia menggelar Rapat Dewan Gubernur sejak kemarin dan akan mengumumkan kebijakan bunga acuan terbaru siang nanti. Hasil konsensus ekonom yang digelar oleh Bloomberg memperkirakan BI akan menahan bunga acuan di 6%. Terdapat 6 dari 31 ekonom yang mengikuti survei memperkirakan BI akan menaikkan bunga acuan ke 6,25% nanti siang.
RDG ini akan krusial mengingat sebelumnya rupiah sudah cukup langgeng kembali menguat di kisaran Rp15.400-Rp15.500 dengan semakin pudarnya sentimen kenaikan bunga acuan The Fed.
Dengan hari ini rupiah kembali terperosok meski masih mencatat pergerakan rata-rata lebih kuat ketimbang bulan lalu, BI mungkin akan memberi catatan lagi.
(rui)