Kesepakatan itu dimediasi oleh Qatar, yang menampung banyak pemimpin Hamas, dan melibatkan negara-negara lain yang tak ingin perang enam minggu tersebut semakin meningkat.
Media Israel melaporkan bahwa gencatan senjata akan dimulai hanya setelah Palang Merah menerima sandera Israel dari Hamas, yang ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh AS dan Uni Eropa.
Tzachi Hanegbi, ketua Dewan Keamanan Nasional Israel, mengatakan “pembebasan akan dimulai sesuai dengan kesepakatan awal antara para pihak, dan tidak sebelum hari Jumat” waktu setempat.
Hingga kini negosiasi mengenai pembebasan sandera masih berlanjut.
Berdasarkan kesepakatan tersebut, Hamas setuju untuk membebaskan 50 sandera dari Gaza sebagai imbalan atas gencatan senjata selama empat hari dan pembebasan 150 tahanan Palestina oleh Israel.
Lebih banyak bantuan juga diperkirakan akan mengalir ke Gaza yang dikuasai Hamas untuk meringankan bencana kemanusiaan.
Pada tahap kedua, jeda pertempuran bisa diperpanjang satu hari lagi untuk setiap 10 sandera tambahan yang dibebaskan, menurut kantor PM Israel.
Biden mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Rabu, tak lama setelah perjanjian itu diumumkan, bahwa AS akan berupaya untuk memastikan perjanjian itu “dilaksanakan secara keseluruhan.”
Ini mengisyaratkan kompleksitas perjanjian tersebut dan kekhawatiran bahwa perjanjian itu dapat gagal.
(bbn)