Bank RBS Indonesia
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengeluarkan keputusan pencabutan izin usaha Kantor Cabang Bank Asing The Royal Bank of Scotland N.V. (RBS N.V.) di Indonesia.
Keputusan pencabutan izin dikeluarkan dalam Rapat Dewan Komisioner OJK pada Kamis (23/2/2017) dan telah ditetapkan dalam Keputusan Dewan Komisioner OJK Nomor 7/KDK.03/2017 tanggal 28 Februari 2017 tentang Pencabutan Izin Usaha Kantor Cabang The Royal Bank of Scotland N.V. di Indonesia.
Pencabutan izin usaha RBS N.V dilakukan atas dasar permohonan Kantor Pusat RBS N.V. di Belanda yang disampaikan kepada OJK pada 1 November 2016. Permohonan tersebut dilakukan sebagai tindak lanjut dari strategi bisnis grup RBS di Inggris yang memutuskan untuk menutup jaringan bisnisnya di 25 negara, termasuk Indonesia.
RBS N.V. memiliki sejarah operasional yang panjang di Indonesia. Kantor Cabang RBS N.V. mulai beroperasi pada tahun 1969 dengan nama ABN AMRO Bank N.V. KC Indonesia. Sejak 2010, kepemilikan saham mayoritas RBS N.V. dikuasai oleh The Royal Bank of Scotland Plc. Pada 2011, ABN AMRO Bank N.V. KC Indonesia berubah nama menjadi The Royal Bank of Scotland N.V.
Selama menjalankan kegiatan operasionalnya di Indonesia, RBS N.V. merupakan bank yang dinilai patuh terhadap ketentuan yang berlaku. Sampai dengan akhir 2014, KC RBS N.V. selalu membukukan laba usaha, yang menunjukkan bahwa bisnis di Indonesia memiliki prospek yang menggembirakan.
Namun, kondisi tersebut berbeda dengan bisnis grup RBS secara global yang masih mengalami kerugian sehingga bisnis grup lebih difokuskan pada pasar domestik di Inggris. Pada 26 Februari 2015, grup RBS mengumumkan penghentian bisnisnya di 25 negara, termasuk KC Indonesia.
Rencana penutupan KC Indonesia mulai dilaksanakan pada semester II-2015, diawali dengan penutupan KC Pembantu RBS N.V. di Surabaya pada Desember 2015. Selanjutnya, secara bertahap KC RBS N.V. mulai menghentikan seluruh aktivitas bisnis dan mulai mengajukan permohonan persiapan pencabutan izin usaha pada akhir Agustus 2016.
Sebelum permohonan pencabutan izin usaha diajukan, KC RBS N.V. telah menyelesaikan seluruh kewajiban kantor cabang, sehingga pencabutan izin usaha yang dilakukan oleh OJK telah memenuhi ketentuan sesuai Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.32/53/KEP/DIR tanggal 14 Mei 1999 tentang Pencabutan Izin Usaha, Pembubaran dan Likuidasi Bank Umum.
Bank Barclays Indonesia
Barclays mengambil biaya sebesar 100 juta poundsterling (US$150 juta) untuk menghentikan perbankan ritel di Indonesia dan mengurangi operasi di beberapa negara lain yang dibangun di bawah mantan kepala perbankan ritelnya.
Bank Inggris tersebut mengatakan bahwa bisnisnya di Indonesia akan fokus pada aktivitas perbankan grosir yang tidak bergantung pada jaringan cabang, sehingga akan menutup platform Bank Akita di sana. Adapun Bank Akita dibeli oleh Bank Barclays Indonesia pada 2008 dan memiliki empat cabang.
Ekspansi tersebut dipimpin oleh Frits Seegers, yang menjalankan perbankan ritel sejak tahun 2006 namun digulingkan berdasarkan reorganisasi pada bulan November. Seegers, yang menikah dengan Kartika Sukarno, putri mendiang Presiden Sukarno dari Indonesia, bisa dibayar 161.150 poundsterling sebulan oleh Barclays hingga akhir tahun.
Rabobank Indonesia
PT Rabobank Internasional Indonesia mulai menghentikan operasinya pada April 2019. Penghentian ini dilakukan setelah 29 tahun bank asal Belanda itu melakukan bisnis di Indonesia sejak 1990.
Keputusan untuk menghentikan operasi di Indonesia termasuk ke dalam upaya dan strategi global yang dilakukan Rabobank Group untuk fokus pada rantai pasokan internasional sektor pangan dan agrikultur yang tertuang dalam visi Banking for Food.
Perseroan memutuskan untuk hengkang dari Indonesia karena adanya kerugian yang dilaporkan sebesar Rp9,78 miliar berdasarkan laporan bulanan yang disampaikan. Hal ini terjadi karena pendapatan bunga bersih perseroan tercatat hanya Rp103,67 miliar secara tahunan, terus turun dibandingkan periode yang sama tahun 2018 sebesar Rp106,1 miliar.
Sementara, total nilai aset pada Maret 2018 mencapai Rp17,38 triliun dan total liabilitas perseroan tercatat sebesar Rp15,37 triliun dengan total ekuitas Rp2,02 triliun
Namun, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) telah merampungkan akuisisi PT Bank Interim Indonesia (sebelumnya PT Bank Rabobank International Indonesia), Bank Interim dari Coöperatieve Rabobank U.A. (CRUA).
Pengalihan saham Bank Interim dilakukan pada tanggal 25 September 2020 setelah persetujuan penyertaan modal, akuisisi serta kemampuan dan kepatutan diperoleh dari OJK.
Dengan demikian, BCA resmi memiliki 99,9% saham Bank Interim dan PT BCA Finance, anak perusahaan yang seluruh sahamnya dimiliki secara langsung dan tidak langsung oleh BCA, memiliki 0,000027% saham. Total nilai akuisisi adalah Rp643,65 miliar.
Bank ANZ Indonesia
Pada tahun 2018, PT Bank ANZ Indonesia yang merupakan bank asal Australia, resmi melepas bisnis ritel di Indonesia kepada PT Bank DBS Indonesia asal Singapura. ANZ Indonesia telah berdiri sejak 1973.
Dalam website resminya, DBS Bank Ltd (DBS) mengumumkan keberhasilan dalam menyelesaikan akuisisi bisnis manajemen kekayaan dan perbankan ritel ANZ di lima pasar di Singapura, Hong Kong, Tiongkok Daratan, Taiwan dan Indonesia pada 12 Februari 2018.
Pengalihan terakhir berhasil dilakukan di Indonesia pada akhir pekan, 10-11 Februari, di mana portofolio bisnis ANZ dialihkan ke DBS. Sejak Juli 2017, DBS telah berupaya untuk menyelesaikan migrasi di seluruh pasar pada awal 2018.
Dengan keberhasilan akuisisi bisnis pengelolaan kekayaan dan perbankan ritel ANZ, sekitar 90% simpanan, aset kelolaan, dan pinjaman dari ANZ dialihkan ke DBS. Per Desember 2017, total kekayaan dana kelolaan DBS adalah S$206 miliar, dengan S$18 miliar berasal dari ANZ. Lebih dari 90% staf ANZ di lima negara juga pindah ke DBS.
Akuisisi ini telah menambah jumlah nasabah DBS yang besar di Indonesia dan Taiwan, yang merupakan pasar utama bagi bank tersebut. Di Indonesia, DBS memperoleh sekitar 370.000 nasabah. Portofolio kartu yang ditransfer ke DBS Indonesia juga cukup besar, yaitu sekitar 600.000 kartu yang beredar. Di Taiwan, DBS menambah hampir 520.000 nasabah.
(dov/lav)