Dalam pertemuan awal, pejabat The Fed mengatakan, mereka mencari kondisi yang lebih lembut untuk mencapai target inflasi mereka.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, jumlah klaim pengangguran di AS mengalami penurunan terbesar sejak Juni. Hal ini menunjukkan para pemberi kerja masih mempertahankan pegawainya di pasar tenaga kerja yang secara bertahap mulai melemah.
Menurut data Departemen Tenaga Kerja yang dirilis pada Rabu, klaim awal turun sebanyak 24.000 menjadi 209.000 dalam pekan yang berakhir pada 18 November. Angka tersebut berada di bawah perkiraan dalam survei ekonom Bloomberg.
Klaim lanjutan, yang mewakili jumlah orang yang terus menerima tunjangan pengangguran, turun menjadi 1,84 juta pada pekan yang berakhir 11 November. Ini merupakan penurunan pertama dalam dua bulan.
Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia memaparkan, para pejabat tinggi Federal Reserve juga mencatat bahwa perlu adanya kenaikan suku bunga lebih lanjut jika informasi atau data yang masuk memberi indikasi tidak adanya kemajuan yang cukup significant dalam pencapaian target inflasi 2%.
“Dengan kata lain, para pejabat tinggi Federal Reserve masih belum siap mengklaim kemenangan dalam perang melawan inflasi dan mereka sejauh tidak mempunyai niat untuk melonggarkan kebijakan moneter,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
Dari dalam negeri, pelaku pasar juga menanti keputusan Bank Sentral Indonesia dalam Rapat Dewan Gubernur BI pada 22-23 November, dan akan mengumumkan hasil rapat pada siang hari ini, termasuk terkait suku bunga acuan BI-7 Day Reverse Repo Rate.
Adapun sejumlah analis memperkirakan BI akan mempertahankan suku bunga acuan, dan tidak berubah di level 6%, setelah kenaikan mengejutkan pada bulan lalu.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG terkoreksi 0,79% ke 6.906 dan masih didominasi oleh volume penjualan.
“Saat ini, posisi IHSG diperkirakan sedang berada di awal wave iii dari wave (iii), sehingga IHSG masih rawan terkoreksi ke rentang area 6.856-6.893 sekaligus untuk menutup gap,” papar Herditya dalam risetnya pada Kamis (23/11/2023).
Bersamaan dengan risetnya, Herditya merekomendasikan saham-saham ARTO, BBRI, BEST dan TLKM.
Kemudian, Analis Phintraco Sekuritas memaparkan, IHSG berpotensi bergerak fluktuatif dengan mencermati critical level di 6.900 pada perdagangan hari Kamis (23/11).
“IHSG berpotensi lanjutkan pelemahan untuk menutup gap ke kisaran 6.860–6.880, jika breaklow 6.900 di Kamis (23/11). Secara teknikal, potensi pelemahan didasari terbentuknya death cross pada MACD bersamaan dengan pelemahan Rabu (22/11),” tulisnya.
Melihat hal tersebut, Phintraco merekomendasikan saham-saham unggulan BBCA, BMRI, AMRT, ISAT dan EXCL.
(fad)