Bloomberg Technoz, Jakarta - Nilai tukar rupiah menghadapi dolar Amerika Serikat (AS) hari ini, Kamis (23/11/2023), kemungkinan masih akan melanjutkan tren pelemahan yang sudah dimulai sejak kemarin.
Di tengah penantian hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia siang nanti, terlihat rupiah masih belum memiliki peluang untuk 'unjuk gigi' menguat. Bahkan rupiah berisiko terlempar lagi ke zona Rp15.600-an akibat sentimen eksternal yang berbalik negatif hari ini dan menjatuhkan harga obligasi Treasury, surat utang AS.
Sinyal pelemahan rupiah hari ini sudah terlihat di pasar derivatif di mana kontrak Non Deliverable Forward (NDF) bergerak melemah di kisaran Rp15.631-Rp15.635 pada pukul 7:22 WIB. Pergerakan NDF seringkali menjadi cerminan gerak rupiah di pasar spot.
Selain itu, dolar AS sepertinya masih mempertahankan penguatan dengan kembali ditutup naik 0,34% semalam untuk hari kedua.
Dua hal itu membuat rupiah agak sulit berbalik arah hari ini setelah kemarin di pasar spot tergerus 0,87% ke Rp15.575/US$, menjadi valuta Asia dengan pelemahan terburuk.
Selain itu, dari pasar Treasury terlihat ada tekanan jual setelah data klaim pengangguran yang dirilis semalam yang ternyata lebih kecil ketimbang prediksi pasar.
Pada saat yang sama, ekspektasi inflasi juga meningkat. Hal tersebut dimanfaatkan investor untuk profit taking sehingga tingkat imbal hasil Treasury kembali naik tipis. Treasury tenor 10 tahun kembali naik ke 4,4%, sementara tenor 2 tahun menyentuh 4,9%.
Pelaku pasar mengkhawatirkan data-data terakhir tersebut bisa membebani keleluasaan Federal Reserve (The Fed) dalam menahan bunga acuan. Di pasar swap, para trader menaikkan probabilitas kenaikan bunga acuan The Fed pada Desember nanti dari yang semula 0% menjadi 4,8%.
Sementara probabilitas pemangkasan bunga acuan pada Mei 2024 menurun jadi 43,4% pagi ini.
Analisis teknikal
Secara teknikal nilai rupiah juga berpotensi melanjutkan pelemahan dengan target koreksi menuju area Rp15.590/US$ yang menjadi level support terdekat sampai dengan Rp15.610/US$.
Apabila level itu tertembus, rupiah berpotensi melanjutkan pelemahan mendekati indikator MA-50 pada area Rp15.631/US$ sebagai support terkuat.
Sebaliknya, bila rupiah berhasil menguat, level resistance yang menarik dicermati ada di Rp15.540/US$ dan resistance selanjutnya Rp15.515/US$. Adapun dalam tren jangka menengah rupiah masih ada potensi penguatan optimis ke kisaran Rp15.500/US$.

(rui)