Kebangkitan dolar Amerika Serikat (AS) membuat harga emas terpeleset. Saat dolar AS menguat, biasanya harga emas memang bergerak sebaliknya.
Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan 6 mata uang utama dunia) ditutup naik 0,34% pada perdagangan kemarin. Hari sebelumnya, indeks ini naik 0,12%.
“Penguatan dolar AS membatasi keinginan investor untuk membeli emas,” ujar Jim Wyckoff, Senior Market Analyst di Kitco Metals, seperti diwartakan Bloomberg News.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dalam perspektif harian (daily time frame), emas sejatinya masih bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 60,05. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang di posisi bullish.
Kemudian indikator Stochastic RSI menunjukkan angka 69,47. Masih di bawah 80, belum tergolong jenuh beli (overbought).
Meski demikian, kenaikan yang sudah cukup tinggi membuat prospek kenaikan harga emas menjadi terbatas. Justru ada kemungkinan harga bakal berada dalam tren turun dalam waktu dekat.
Target koreksi atau support terdekat ada di U$ 1.985/ons. Jika tertembus, maka US$ 1.969/ons bisa menjadi support selanjutnya.
Target support terjauh adalah US$ 1.931/ons.
Sementara target resisten terdekat adalah US$ 1.993/ons. Penembusan di titik ini bisa membawa harga emas melesat hingga ke arah US$ 2.010/ons.
(aji)