Bloomberg Technoz, Jakarta - Utimaco GmbH, salah satu penyedia platform keamanan siber mengulas faktor yang membuat Indonesia sering mengalami kebocoran data. Menurut Eddie Yong, Country Manager, Asean Utimaco GmbH, tingkat integrasi pengamanan siber antara kementerian/lembaga berada di level yang berbeda-beda.

Yong menambahkan bahwa pada beberapa lembaga integrasinya ada yang bisa lebih lambat, pun demikian bisa juga lebih cepat. Pada lembaga tertentu ada yang sudah mencapai titik optimal atau level lebih tinggi dibandingkan lainnya.

“Saya pikir mereka [pemerintah] melakukan pekerjaan yang bagus untuk data, mengejar ketertinggalan, untuk dapat melindungi semua data warga negara. Namun, dalam perjalanan mereka mengejar ketertinggalan, Utimaco dapat mengambil peran pada hal tersebut,” kata Yong saat berbincang dengan Bloomberg Technoz di Jakarta, Rabu (22/11/2023).

Menurut Yong, aspek pemenuhan standar industri keamanan siber tidak seluruhnya diikuti oleh perusahaan. Hal ini yang menjadi salah satu faktor kebocoran data kerap terjadi di Indonesia. Pun demikian dengan perlindungan infrastruktur data sebuah perusahaan, mulai dari tingkat perangkat hardware; yang merupakan bentuk perlindungan data tertinggi.

“Vertikal industri yang berbeda memiliki toleransi yang berbeda terhadap kerentanan data. Sebagai contoh, BFSI [Banking, Financial Services and Insurance], yaitu bank, harus mematuhi tingkat kepatuhan perlindungan data yang paling ketat dan diamanatkan oleh standar global, seperti standar industri kartu pembayaran [Payment Card Industry Data Security Standard/PCI},” ucap Yong.