Logo Bloomberg Technoz

Efrinal Sinaga, Presiden Akulaku Finance tidak merespon permintaan komentar yang telah diajukan.

Akulaku Finance dan PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) merupakan perusahaan terafiliasi, yang menurut analis, akan berdampak pada BBYB. Pasalnya sebagian pembiayaan Akulaku berasal dari Bank Neo Commerce. Saat layanan pay later Akulaku dihentikan OJK secara langsung memberi dampak negatif.

Menurut Michael Setjoadi, analis RHB Sekuritas nilai persentasenya mencapai 24%. “Kredit channeling BBYB (penyaluran kredit  bank dengan skema kerja sama dengan lembaga lain) dari Akulaku. Kalau [Paylater Akulaku] disetop, berarti 24% ini setop,” tegas Michael.

William Wibowo analis Kanaka Hita Solvera menambahkan bahwa keputusan OJK menjadi katalis negatif pada saham BBYB hingga harganya mengalami penurunan. Pada penutupan pasar saham, Rabu (22/11/2023), BBYB turun 4,5% menjadi Rp250. Rekor tertingginya di Rp805, terjadi pada 2 Februari. Sedangkan pada akhir Oktober sempat ada di level terendah, Rp210.

William memperkirakan level psikologis harga BBYB terbaru dengan support Rp178-Rp200 dan resistance pada level Rp272, dengan berpotensi melanjutkan fase downtrend.

Agnes Fibri Dewi, Corporate Secretary Bank Neo Commerce, dalam keterangannya mengatakan apa yang menimpa Akulaku  tidak akan berdampak dalam operasional perseroan. Untuk diketahui pada semester I-2023, BBYB berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp10,11 triliun atau naik 43,57%. Strategi yang ditempuh dalam menyalurkan kredit adalah kerja sama partnership, channeling hingga penyaluran secara digital melalui aplikasi neobank.

Bank Neo Commerce tercatat dimiliki oleh tiga investor besar, dengan pemegang mayoritas adalah PT Akulaku Silvrr Indonesia sebesar 27,32%. Sisanya, Gozco Capital sebesar 8,45%, dan Rockcore Financial Technology Co. Ltd sebesar 6,12%. Akulaku juga di bawah kendali Akulaku Silvrr.

(bbn)

No more pages