Bloomberg Technoz, Jakarta – PT Pertamina (Persero) menargetkan produksi hulu minyak dan gas bumi (migas) tahun ini mencapai 568.000 barel per hari (bph), naik 8% secara tahunan. Namun, mayoritas estimasi pertumbuhan itu lebih ditopang oleh output kilang-kilang minyak milik perseroan di luar negeri.

Sebaliknya, produksi migas – khususnya minyak – dari kilang-kilang di dalam negeri tahun ini diproyeksikan stagnan dari realisasi tahun lalu sebanyak 417.000 bph.

“[Produksi] di domestik dari 2022—2023 kami prediksikan akhir tahun growth-nya 0% atau tetap 417.000 barel per hari,” kata Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Wiko Migantoro dalam paparannya di parlemen, dikutip Rabu (22/11/2023).

Stagnasi produksi minyak di dalam negeri, menurut Wiko, dipicu oleh adanya kendala dari produksi kilang yang berada di Pulau Sumatra. Tidak hanya itu, banyak kilang di Tanah Air yang telah berhenti beroperasi, baik yang dioperatori oleh Pertamina maupun pihak lain.

Saat ini, kegiatan usaha pengolahan Pertamina hanya didukung oleh enam kilang di dalam negeri, yaitu; Refinery Unit (RU) II Dumai, RU III Plaju, RU IV Cilacap, RU V Balikpapan, RU VI Balongan, dan RU VII Kasim.