Logo Bloomberg Technoz

Rajesh Kumar Singh dan Bibhudatta Pradhan - Bloomberg


Bloomberg
- Temperatur tinggi di beberapa bagian India telah mendorong permintaan listrik ke tingkat yang hampir mencapai rekor dalam beberapa pekan terakhir, memicu kekhawatiran tentang tekanan musim panas lainnya pada pasokan listrik.

Permintaan akan listrik mencapai titik tertinggi pada Januari yakni 211 gigawatt, mendekati rekor tertinggi sepanjang masa musim panas lalu ketika industri berat bangkit kembali dari pembatasan pandemi dan penduduk berjuang dengan kondisi panas terik yang membuat rekor panas selama 122 tahun pecah.

Beberapa daerah mengalami suhu mencapai 11 celcius di atas normal dalam sepekan terakhir dan mendorong Departemen Meteorologi India untuk menyarankan petani memeriksa gandum dan tanaman lain apabila menunjukkan tanda-tanda tekanan panas.

Anomali cuaca yang lebih panas - dan perkiraan bahwa konsumsi daya akan meningkat karena pompa irigasi dan pendingin udara dihidupkan - memicu kekhawatiran bahwa jaringan energi negara akan berada di bawah tekanan baru, setelah mengalami gangguan selama dua tahun berturut-turut.

Pembangkit listrik yang menggunakan batu bara impor telah diperintahkan untuk beroperasi dengan kapasitas penuh selama tiga bulan selama musim panas untuk membantu menghindari pemadaman listrik, serta untuk mengurangi tekanan pada pasokan batu bara dalam negeri. Kementerian Energi India memperkirakan permintaan listrik dapat mencapai 229 gigawatt tertinggi baru pada bulan April.

"Peningkatan suhu - sangat tidak biasa di bulan Februari - situasinya menjadi perhatian kami," menurut Bhanwar Singh Bhati, menteri listrik di negara bagian utara Rajasthan, di mana pasokan listrik sudah dijatah ke rumah dan petani. “Permintaan listrik bisa naik 20% sampai 30% dibandingkan musim panas lalu. Tidak ada pilihan lain selain memutus aliran listrik," ujarnya seperti diwartakan oleh Bloomberg News.

Permintaan energi di India (Bloomberg)

Rajasthan adalah salah satu provinsi terpanas di negara ini dan merupakan pusat energi surya. Namun wilayah itu akan kesulitan untuk memastikan pasokan listrik yang memadai selama bulan-bulan musim panas jika ada penundaan penerimaan batu bara dari tambang di wilayah lain.

Batubara menyumbang lebih dari 70% pembangkit listrik di India, dan stok di pembangkit listrik saat ini jauh di bawah target 45 juta ton yang diminta pemerintah untuk dipenuhi pada akhir Maret.

Yang pasti, suhu tinggi saat ini belum tentu merupakan sinyal cuaca ekstrem pada bulan Maret hingga Mei, menurut Mrutyunjay Mohapatra, direktur jenderal meteorologi di Departemen Meteorologi India. “Wajar jika mendapatkan suhu seperti ini di bulan Februari,” ujarnya.

Kemampuan India untuk memenuhi kebutuhan listrik musim panasnya juga akan sangat ditentukan oleh upaya untuk memastikan batubara yang cukup ditambang dan diangkut, kata Pratap Keshari Deb, menteri energi Odisha, salah satu produsen bahan bakar utama negara itu.

Jika pasokan batu bara dipastikan, “semuanya beres,” katanya.

(bbn)

No more pages