Pembangkit listrik yang menggunakan batu bara impor telah diperintahkan untuk beroperasi dengan kapasitas penuh selama tiga bulan selama musim panas untuk membantu menghindari pemadaman listrik, serta untuk mengurangi tekanan pada pasokan batu bara dalam negeri. Kementerian Energi India memperkirakan permintaan listrik dapat mencapai 229 gigawatt tertinggi baru pada bulan April.
"Peningkatan suhu - sangat tidak biasa di bulan Februari - situasinya menjadi perhatian kami," menurut Bhanwar Singh Bhati, menteri listrik di negara bagian utara Rajasthan, di mana pasokan listrik sudah dijatah ke rumah dan petani. “Permintaan listrik bisa naik 20% sampai 30% dibandingkan musim panas lalu. Tidak ada pilihan lain selain memutus aliran listrik," ujarnya seperti diwartakan oleh Bloomberg News.
Rajasthan adalah salah satu provinsi terpanas di negara ini dan merupakan pusat energi surya. Namun wilayah itu akan kesulitan untuk memastikan pasokan listrik yang memadai selama bulan-bulan musim panas jika ada penundaan penerimaan batu bara dari tambang di wilayah lain.
Batubara menyumbang lebih dari 70% pembangkit listrik di India, dan stok di pembangkit listrik saat ini jauh di bawah target 45 juta ton yang diminta pemerintah untuk dipenuhi pada akhir Maret.
Yang pasti, suhu tinggi saat ini belum tentu merupakan sinyal cuaca ekstrem pada bulan Maret hingga Mei, menurut Mrutyunjay Mohapatra, direktur jenderal meteorologi di Departemen Meteorologi India. “Wajar jika mendapatkan suhu seperti ini di bulan Februari,” ujarnya.
Kemampuan India untuk memenuhi kebutuhan listrik musim panasnya juga akan sangat ditentukan oleh upaya untuk memastikan batubara yang cukup ditambang dan diangkut, kata Pratap Keshari Deb, menteri energi Odisha, salah satu produsen bahan bakar utama negara itu.
Jika pasokan batu bara dipastikan, “semuanya beres,” katanya.
(bbn)