Pada tahap kedua, pembebasan setiap 10 sandera tambahan oleh Hamas akan memperpanjang jeda pertempuran satu hari, kata kantor perdana menteri Israel dalam sebuah pernyataan semalam.
Seorang pejabat senior AS mengatakan kesepakatan itu akan berlaku 24 jam setelah pengumuman, namun baik Israel maupun Hamas – yang ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh AS dan Uni Eropa – tidak mengonfirmasi waktu pelaksanaannya dalam pernyataan mereka.
Pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menekankan bahwa jeda tersebut tidak berarti perang telah berakhir.
“Pemerintah Israel, IDF dan dinas keamanan akan melanjutkan perang untuk memulangkan semua sandera, menyelesaikan pemusnahan Hamas dan memastikan bahwa tidak akan ada ancaman baru terhadap Negara Israel dari Gaza,” kata dia.
Hamas, dalam pernyataannya, mengatakan: “Setelah negosiasi yang sulit dan rumit selama berhari-hari, kami mengumumkan bahwa kami telah mencapai kesepakatan gencatan senjata kemanusiaan selama empat hari, melalui upaya Qatar dan Mesir yang tak kenal lelah.”
Menurut Hamas, kesepakatan itu meliputi:
- Masuknya ratusan truk yang membawa bantuan kemanusiaan, medis, dan bahan bakar ke seluruh wilayah Jalur Gaza, baik di utara maupun selatan
- Menghentikan lalu lintas udara di selatan selama empat hari
- Menghentikan lalu lintas udara di utara selama enam jam setiap hari
- Selama jeda masa pertempuran, Israel berkomitmen untuk tidak menargetkan atau menangkap siapa pun di seluruh wilayah Jalur Gaza
Selama 24 jam ke depan, nama-nama tahanan Palestina yang akan dibebaskan akan dipublikasikan sehingga warga Israel dapat mengajukan banding ke pengadilan atas pembebasan mereka, demikian dilaporkan Axios sebelumnya, mengutip seorang pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya.
Seorang pejabat Amerika Serikat menambahkan, tiga warga AS yang ditahan di Gaza diperkirakan akan dibebaskan sebagai bagian dari perjanjian tersebut.
(bbn)