Dari situ, EXCL membukukan kenaikan laba sebelum pajak penghasilan 4,78% secara tahunan menjadi Rp1,25 triliun dari sebelumnya Rp1,19 triliun, sehingga membuat EXCL masih mampu menjaga pertumbuhan laba bersih.
Merger FREN
Rilis kinerja EXCL muncul saat isu merger dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) masih menggantung. Rumor merger kini bergeser ke soal harga pelaksanaan yang di bawah Rp50/saham.
Sebelumnya, James Wewengkang, Corporate Secretary FREN mengatakan, pihaknya belum bisa mengumumkan informasi atau kejadian yang dapat diumumkan kepada publik. Yang terang, FREN terbuka dengan rencana konsolidasi tersebut.
"Dapat kami sampaikan bahwa FREN terbuka untuk melakukan pembicaraan mengenai rencana konsolidasi dengan pelaku industri lain yang bertujuan untuk efisiensi operasional, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi pemegang saham," jelas James dalam keterbukaan informasi, Jumat (10/11/2023).
Secara terpisah, Presiden Direktur FREN Merza Fachys mengatakan, manajemen belum mengetahui sejauh apa proses diskusi yang sedang berlangsung. Pasalnya, pembicaraan merger ada di ranah pemegang saham. Ia juga belum bisa memastikan di harga berapa kesepakatan merger.
Sementara, menurut Direktur Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kementerian Kominfo Denny Setiawan, merger bisa saja terjadi. Cuma memang, belum ada pengajuan formal sejauh ini.
“Ya bisa saja [terjadinya konsolidasi bisnis antara XL Axiata - Smartfren] tapi ya belum ada permohonan formal, baru diskusi saja. Jadi saya belum bisa jawab,” kata Denny, Senin (13/11/2023).
(mfd/dhf)