Sementara indeks saham Wall Street gagal menguat tertekan kekecewaan pasar terhadap kinerja emiten teknologi. Itu yang akhirnya membuat indeks dolar AS ditutup menguat semalam di tengah nada 'dovish' The Fed yang makin kentara.
Ekonom Bloomberg Economics untuk kawasan Amerika Serikat dan Kanada Stuart Paul, berpendapat, keputusan The Fed mempertahankan bunga acuan dalam Federal Open Meeting Committee (FOMC) pada 31 Oktober kemarin, berlangsung di tengah kondisi keuangan yang lebih ketat. Itu yang menjadi kunci mengapa bank sentral AS itu memutuskan menahan bunga acuan.
"Ketidakpastian terhadap prospek perekonomian dan dampak kumulatif pengetatan moneter hingga saat ini terus mempengaruhi pendekatan 'wait and see' oleh pejabat The Fed," kata ekonom, dikutip Rabu (22/11/2023).
Tingkat suku bunga jangka panjang telah turun sejak FOMC bulan lalu akan tetapi kondisi pasar tenaga kerja di AS telah melemah dengan inflasi yang juga menurun melampaui perkiraan pasar. "Hal itu akan membuat The Fed menahan bunga acuan sampai akhir tahun," kata Paul.
Para pejabat The Fed menilai tingkat bunga acuan telah berada di wilayah yang restriktif dan semakin melihat ada risiko apabila pengetatan dilanjutkan secara agresif. Dari notulensi rapat juga terlihat bahwa The Fed masih ingin melihat bukti lebih banyak bahwa disinflasi akan berlanjut. "Kami perkirakan The Fed akan menghindari pengguntingan bunga sampai pertengahan tahun depan," demikian prediksi ekonom.
Mengacu pada risalah rapat yang dilansir, peserta FOMC mencatat bahwa inflasi AS telah termoderasi akan tetapi level inflasi masih tinggi dan di atas target 2% sehingga masih dibutuhkan bukti lebih kuat sebelum akhirnya bank sentral melakukan pivot.
Reaksi Pasar di Asia
Bursa saham di Asia hari ini dibayangi merahnya Wall Street semalam akibat kekecewaan terhadap kinerja emiten teknologi kakap. Namun, ada peluang sentimen negatif itu mungkin bisa diimbangi oleh optimisme terkait arah bunga acuan The Fed pasca rilis risalah rapat bank sentral.
Pergerakan indeks saham futures di Hong Kong dan Jepang memperlihatkan penurunan, sementara di Australia tidak banyak bergerak. Dolar AS pagi ini kembali melemah tipis setelah ditutup lebih kuat semalam.
(rui/aji)