Logo Bloomberg Technoz

Ini karena emas adalah aset yang dibanderol dalam dolar AS. Ketika dolar AS melemah, emas menjadi lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan naik, harga pun mengikuti.

Dalam sepekan terakhir, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan 6 mata uang utama dunia) terkoreksi 0,5%, Selama sebulan ke belakang, indeks ini terpangkas 2,5%.

Pelemahan dolar AS disebabkan oleh ekspektasi bahwa bank sentral Federal Reserve sudah selesai dalam siklus pengetatan moneter. Suku bunga acuan sudah mencapai puncak (terminal rate), dan kemungkinan besar tidak akan naik lagi.

“Sepertinya tidak terlihat akan ada kenaikan suku bunga acuan lagi. Ini menjadi sentimen positif bagi harga emas,” sebut Bob Haberkorn, Senior Market Strategist di RJO Futures, seperti dikutip dari Bloomberg News.

Analisis Teknikal

Secara teknikal dalam perspektif harian (daily time frame), emas memang sedang bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 60,91.

RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.

Oleh karena itu, ruang kenaikan harga emas masih terbuka meski sudah agak terbatas. Target resisten terdekat ada di US$ 2.000,6/ons. Jika tertembus, maka ada peluang untuk naik lagi ke US$ 2.026/ons.

Sementara target support terdekat adalah US$ 1.995/ons. Penembusan di titik ini bisa membuat harga emas turun lagi ke US$ 1.985/ons.

(aji)

No more pages