Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta – PT Pertamina (Persero) menyiapkan dana inventaris senilai US$7,5 miliar (sekitar Rp116,29 triliun), khusus untuk menjaga keamanan pasok bahan bakar minyak (BBM) dan  LPG selama Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan perseroan juga akan terus mengupayakan pengendalian konsumsi BBM dan LPG bersubsidi agar tepat sasaran dan tidak terboroskan untuk menjaga stok selama Nataru. 

“Untuk mengamankan nanti Nataru, kami pastikan rata-rata stok di kita adalah 21—26 hari dengan nilai idle money yang harus kami tahan di inventory sekitar US$7,5 miliar untuk menjaga keamanan pasokan. Kami pastikan Nataru akan berjalan dengan lancar,” ujarnya di sela rapat dengan Komisi VII DPR RI, Selasa (21/11/2023).

Nicke tidak menampik hingga akhir tahun ini kemungkinan akan terjadi kemungkinan overkuota untuk solar dan LPG bersubsidi, seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang makin membaik.

“Walau demikian, dari sisi anggaran sangat aman. Anggaran untuk LPG hanya terpakai sebagian, jadi masih ada sisa anggaran sehingga bisa digunakan untuk menambah anggaran tambahan kuota ini,” jelasnya.

Sebelumnya, Pertamina memperkirakan konsumsi LPG 3 kg akan melebihi 3,5% dari kuota tahun ini yang diterapkan pemerintah. Dari total 8 juta metrik ton pagu yang ditetapkan, kemungkinan kebutuhan pada akhir tahun bisa mencapai 8,28 juga metrik ton.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan mengelaborasi perseroan menyiapkan stok Pertalite selama Nataru minimal untuk 18 hari dan maksimal 26 hari.

“Posisi saat ini 18 hari, ini adalah posisi minimal. Untuk Solar, [kesiapan pasokan Nataru] ada di 16 hari yang akan dilakukan setiap harinya. Untuk avtur di angka 27 hari, Pertamax 50 hari, sedangkan LPG 19—22 hari untuk stok yang kami siapkan,” terangnya. 

(wdh)

No more pages