Statistik pada Oktober ini menjadi pertanda baik bagi produsen jam tangan dengan harga entry-level seperti Swatch Group, yang mendapat manfaat dari kolaborasi merek mereka dengan Omega dan Blancpain.
Namun angka-angka itu juga menunjukkan perlambatan permintaan untuk jam tangan yang mahal, menunjukkan bahwa nafsu konsumen terhadap merek kelas atas mulai melemah.
Pengiriman jam tangan dengan harga grosir kurang dari 200 franc (Rp3,5 juta) melonjak 17% secara nilai ekspor pada bulan Oktober. Sementara untuk jam tangan dengan harga antara 200-500 franc naik 11%.
Sementara itu, ekspor jam tangan dengan harga grosir antara 500-3.000 franc turun 1% secara nilai meski secara volume naik 4% pada Oktober.
Hal itu berisiko membuat para pengecer memiliki terlalu banyak stok karena konsumen mengencangkan ikat pinggang mereka di tengah ketidakpastian ekonomi yang disebabkan oleh inflasi dan meningkatnya ketegangan geopolitik.
Adapun jam tangan di atas 3.000 franc naik 6% secara nilai ekspor karena beberapa merek terus memproduksi jam tangan yang semakin mahal dalam jumlah yang lebih kecil.
Pengiriman ke AS, yang menyalip China sebagai tujuan teratas pada tahun 2021, naik 5%, sementara ekspor ke China melonjak 24% dibandingkan dengan angka yang lemah pada tahun sebelumnya.
(bbn)