"Batang itu peminatnya banyak, tapi kami di bawah pemerintah dalam hal ini Kementerian Investasi, Kementerian Perindustrian dan Kementerian BUMN itu punya kriteria, jadi enggak semua bisa masuk di tempat saya,” imbuh Ngurah.
Ngurah menuturkan industri terpadu batang berbeda dengan industri lainnya karena pabrik biasanya langsung membuat pabrik, namun Grand Batang City merupakan properti development yang mengembangkan beberapa fasilitas pabrik siap pakai dan fasilitas penunjang lainnya.
“Modelnya, mengembangkan fasilitas-fasilitas gedung-gedung pabrik siap pakai dan membangun infrastruktur tambahan. Mereka tidak membangun satu jenis pabrik tapi menyiapkan sarana infrastruktur untuk pabrik yang datang dari China atau berbagai negara untuk memanfaatkan fasilitas tersebut,” kata Ngurah.
Wanxinda diketahui memiliki beberapa segmen bisnis di Tiongkok, seper] IT dan media, produksi aksesoris untuk program teknologi, dan juga manufaktur travel goods.
Perusahaan tersebut berencana untuk mengembangkan dan membangun pabrik dan bersama-sama mempromosikan pembangunan ekonomi antara Indonesia dan China. Wanxinda akan menarik investasi dan perusahaan dari China dan negara lainnya.
Adapun investasi Wanxinda di Indonesia merupakan tindak lanjut kerja sama Two Countries Twin Park antara Indonesia dan China yang ditandatangani di pada 14 Juli 2021 silam oleh Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan bersama Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi dalam bentuk penandatanganan nota kesepahaman (MoU) mengenai sinergi antara visi “Poros Maritim Dunia” Indonesia dengan “Inisiatif Road And Belt” milik China.
(mfd/dhf)