Kesimpulan dari diskusi IMF tentang masalah ini meliputi:
- “Aset kripto itu bukan apa-apa. Tidak dapat diterima sebagai alat pembayaran yang sah,” kata Georgieva.
- Harus ada dorongan yang sangat kuat untuk regulasi.
- Jika regulasi gagal, atau jika penerapannya lambat, pelarangan aset tidak boleh diabaikan karena dapat menimbulkan risiko terhadap stabilitas keuangan.
Dalam sebuah pernyataan, India yang menjadi tuan rumah pertemuan G-20, mengatakan bahwa diskusi tersebut membantu memulai dialog yang lebih luas tentang aset kripto. Selain itu juga dinilai mengangkat "beberapa pertanyaan kebijakan terkait yang perlu dievaluasi dengan cermat oleh pembuat kebijakan dan regulator."
“Ada juga pertanyaan eksistensial apakah aset kripto memang merupakan solusi optimal untuk tantangan yang ada dalam sistem keuangan global,” kata India.
India memiliki hubungan yang pasang surut dengan kripto. Pada tahun 2018 bank sentral negara tersebut telah menghapus startup kripto dari jaringan pembayaran negara dan tahun lalu juga mengumumkan rezim pajak baru terhadap kripto.
--Dengan asistensi Anirban Nag.
(bbn)