Bloomberg News
Bloomberg, Bank sentral China mendorong bank-bank di negara itu untuk membatasi jumlah pinjaman baru yang mereka beri pada awal tahun 2024 dan mengalihkan beberapa ke tahun ini.
Hal ini adalah upaya pihak berwenang untuk memuluskan siklus kredit, menurut para sumber yang mengetahui perihal tersebut.
Bank sentral, People's Bank of China (PBOC) pekan lalu memberi arahan kepada bank-bank untuk memastikan bahwa nilai pinjaman baru yang mereka berikan pada Januari-Maret tidak melebihi rata-rata triwulanan yang dikeluarkan selama lima tahun terakhir, menurut para sumber itu.

Pedoman dari PBOC menyiratkan batas pinjaman yang disalurkan pada kuartal pertama sebesar 7,9 triliun yuan (Rp17.032 triliun), menurut perhitungan Bloomberg atau seperempat kurang dari jumlah pada tiga bulan pertama tahun 2023.
Bank juga akan diberikan insentif untuk memindahkan beberapa proyek pinjaman ke bulan-bulan terakhir tahun ini, kata para sumber itu.
Rencana tersebut dapat disesuaikan berdasarkan kinerja ekonomi, kata mereka.
Pada awal tahun ketika ekonomi terbesar kedua di dunia dibuka kembali dari pandemi, bank-bank China mencatatkan rekor jumlah pinjaman baru karena regulator mendesak mereka untuk melakukan penyuluran kredit front-load (penyaluran kredit secara agresif di awal tahun) untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Namun, kecepatan itu turun drastis selama tahun 2023: Pinjaman baru anjlok pada bulan Juli ke level terendah 14 tahun, mengguncang pasar dan berkontribusi pada volatilitas dalam yuan dan ekuitas onshore.
Arahan ini juga menambah serangkaian langkah yang diambil regulator dalam beberapa hari terakhir untuk menstabilkan pendanaan dan kredit menjelang akhir tahun 2023. Pada Sabtu lalu, bank sentral dan regulator lainnya mendesak bank untuk mengoordinasikan pertumbuhan kredit dan memenuhi kebutuhan pendanaan yang wajar dari perusahaan properti.
(bbn)