Logo Bloomberg Technoz

Transaksi Berjalan Defisit 0,2% PDB, Neraca Pembayaran RI Minus

Hidayat Setiaji
21 November 2023 10:11

Karyawan menghitung uang dolar AS di salah satu pusat penukaran uang di Jakarta, Rabu (11/10/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan menghitung uang dolar AS di salah satu pusat penukaran uang di Jakarta, Rabu (11/10/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kembali defisit pada kuartal III-2023. Transaksi berjalan (current account) serta transaksi modal dan finansial sama-sama minus.

Pada Selasa (21/11/2023), Bank Indonesia (BI) melaporkan NPI pada kuartal III-2023 mengalami defisit US$ 1,5 miliar. Meski defisit, tetapi jauh lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya yang minus US$ 7,4 miliar.

Transaksi berjalan pada kuartal III-2023 membukukan defisit US$ 0,9 miliar atau setara 0,2% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Melandai dibandingkan defisit pada kuartal sebelumnya yang sebesar US$ 2,2 miliar (0,6% PDB).

Neraca perdagangan non-migas mencatat surplus didukung oleh perbaikan permintaan beberapa komoditas ekspor, terutama besi dan baja, di tengah tren harga komoditas yang masih turun. Sementara itu, defisit neraca perdagangan migas meningkat sejalan dengan kenaikan harga minyak dunia.

"Perbaikan neraca transaksi berjalan turut ditopang oleh penurunan defisit jasa, yang didukung oleh peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara seiring dengan pemulihan sektor pariwisata yang terus berlangsung. Selain itu, defisit neraca pendapatan primer juga menurun sejalan dengan pembayaran imbal hasil kepada investor asing yang lebih rendah," sebut laporan BI.