Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) turut memantau pergerakan harga saham emiten milik Prajogo Pangestu, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN).

Menurut Direktur Pengawasan Transaksi & Kepatuhan BEI Kristian Manullang, tidak menutup kemungkinan pihaknya kembali memasukkan saham BREN dalam daftar unusual market activity (UMA) hingga berujung suspensi.

"Tindakan pengawasan selanjutnya akan dilakukan apabila dari hasil pemantauan bursa diperlukan tindakan tersebut," ujarnya, Selasa (21/11/2023).

Potensi itu berkaca dari pergerakan sebelumnya yang juga membuat saham BREN masuk UMA hingga akhirnya mengalami suspensi.

"Pergerakan saham BREN, kami pantau terus dan sejauh ini sudah dilakukan tindakan pengawasan UMA dan suspensi Cooling Down," jelas Kristian.

Harga saham BREN hingga pukul 9.42 hari ini kembali menguat hingga 275 poin atau setara 3,68% ke level Rp6.525/saham. Artinya, harga telah menguat lebih dari delapan kali lipat sejak initial public offering di Rp780/saham.

Kapitalisasi pasar atau market cap saham BREN pun telah menyalip PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). 
Berdasarkan data BEI, market cap BREN saat ini mencapai Rp910 triliun, menempati urutan kedua terbesar mendekati saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang sebesar Rp1.083 triliun. Sementara, market cap BBRI ada di urutan ketiga dengan nilai Rp788 triliun.

Di balik kenaikan itu, valuasi saham BREN tak lagi murah. Price to earning ratio (PER) mencapai 521,4 kali. Sedang price to book value mencapai 229,31 kali.

Secara kasat mata, valuasi itu saja sudah mahal. Terlebih, jika dibandingkan dengan PER saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) yang masih sebesar 18,7 kali. Adapun PBV saham entitas usaha Pertamina ini masih di 1,72 kali.

(mfd/dhf)

No more pages