“The Fed diperkirakan tetap mempertahankan narasi bahwa kebijakan moneter akan tergantung terhadap perkembangan inflasi dan suku bunga akan tetap tinggi dalam waktu lama,” kata Bart Melek, Head of Commodity Strategies di TD Securities, seperti dikutip dari Bloomberg News.
Secara teknikal, lanjut Melek, harga emas sudah dibatasi oleh resisten karena sentimen suku bunga tinggi. Maklum, emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset) sehingga kurang menarik dalam iklim suku bunga tinggi.
Analisis Teknikal
Sejatinya emas masih berada di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 58,04. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.
Sementara Stochastic RSI berada di 59,7. Masih di bawah 80 yang berarti belum jenuh beli (overbought).
Akan tetapi, minimnya sentimen penggerak membuat harga emas kemungkinan turun dalam waktu dekat. Target support terdekat ada di US$ 1.975/ons yang jika tertembus akan membuat harga emas turun lagi menuju US$ 1.963/ons.
Sedangkan target resisten terdekat adalah US$ 1.976/ons. Penembusan di titik ini bisa membawa harga emas naik ke US$ 1.990/ons.
(aji)