Logo Bloomberg Technoz

Perkembangan terkini dari sisi eksternal, khususnya perekonomian Amerika Serikat (AS) mengindikasikan inflasi akan terus menurun dan pasar tenaga kerja terus longgar.

Menurut dia, hal ini menyebabkan pasar keuangan global cenderung stabil dan meningkatkan sentimen penarikan dana atau risk on di kalangan investor. Pasalnya, bank sentral AS Federal Reserve kini dinilai kurang hawkish oleh pasar, sehingga memicu arus masuk ke negara berkembang, termasuk Indonesia. 

“Oleh karena itu, kami melihat rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS pada bulan ini, ditutup pada Rp15.445 per US$ pada Senin kemarin, yang akan mengurangi risiko inflasi impor,” papar Josua. 

Imbal hasil acuan atau yield surat berharga negara (SBN) juga menunjukkan tren menurun. Namun, Josua memperkirakan masih ada ketidakpastian, karena The Fed belum memberikan sinyal mengenai ruang penurunan suku bunga, sehingga pilihan terbaik bagi BI adalah mempertahankan BI-7DRRR.

Josua mengantisipasi Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga kebijakan tidak berubah setelah kenaikan mengejutkan bulan lalu.

“Kami memperkirakan BI akan mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI-7DRRR) sebesar 6% pada pertemuan November 2023,” kata Josua.

Laju inflasi tetap terkendali dan berada pada kisaran sasaran 2-4%, dan surplus perdagangan tetap mendukung stabilitas sektor eksternal.

Sebelumnya, BI melaporkan neraca pembayaran Indonesia pada kuartal II/2023 defisit US$7,4 miliar, meski dianggap tetap terjaga di tengah kondisi ketidakpastian global.

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono menjelaskan transaksi berjalan pada kuartal kedua tahun ini mencatatkan defisit yang rendah, di tengah penurunan harga komoditas, perlambatan ekonomi global, dan kenaikan permintaan domestik. 

Sementara itu, transaksi modal dan finansial mencatat defisit, seiring dampak tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.  

Sejalan dengan itu, BI mencatat posisi cadangan devisa pada akhir Juni sebesar US$137,5 miliar, atau setara dengan pembiayaan 6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Posisi cadangan devisa dianggap masih berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. 

Rinciannya, transaksi berjalan pada kuartal II/2023 mencatatkan defisit sebesar US$1,9 miliar atau 0,5% terhadap PDB, setelah membukukan surplus US$3 miliar pada kuartal sebelumnya. 

Transaksi modal dan finansial pada periode yang sama mencatat defisit yang lebih dalam, sebesar US$5 miliar atau 1,4% terhadap PDB, setelah pada kuartal sebelumnya mencatatkan surplus US$3,7 miliar. 

(lav)

No more pages