Logo Bloomberg Technoz

“... melengkapi upaya yang sudah dilakukan dalam program penanggulangan tinggi di Indonesia,” beber perempuan yang karib disapa Prof Uut ini dalam media briefing virtual, Senin (20/11/2023).

2. Bukan rekayasa genetik

Prof Uut menegaskan bahwa wolbachia bukan rekayasa genetik. Menurutnya, wolbachia adalah bakteri alami yang terdapat di lebih dari 50% serangga yang ada di sekitar manusia.

“Kami juga mengawali penelitian (Wolbachia) ini di Yogyakarta tahun 2011. Kita juga berusaha membuktikan kalau di Yogjakarta ini ada seberapa banyak ya dan ternyata juga ada di alamnya adalah bakteri alami dan bakteri alami ini ketika dimasukkan pada tubuh nyamuk ada telur nyamuk aides ajepti itu mekanismenya adalah kemudian menghambat atau memblok perkembangan dari virus lainnya,” jelas Prof Uut.

3. Virus tidak berpindah ke manusia

Jika nyamuk aedes aegypti berwolbachia ini menggigit manusia, virusnya tidak ikut berpindah ke manusia karena wolbachia hanya dapat hidup di dalam sel tubuh serangga. Sehingga, tidak berisiko memicu penyakit baru yang mengancam kesehatan manusia.

“Nyamuk aedes aegypti yang sudah berwolbachia ini tidak ada bedanya dengan nyamuk aedes aegypti yang ada di alam. Wolbachia adalah bakteri yang hanya dapat hidup di dalam tubuh serangga, termasuk nyamuk dan tidak dapat bertahan hidup di luar sel tubuh serangga," bebernya.

4. Aman bagi manusia, hewan, dan lingkungan

Menurut Prof Uut, wolbachia ini aman bagi manusia, hewan, dan juga lingkungan. Berdasarkan penelitiannya, wolbachia pada aedes aegypti itu tidak dapat berpindah ke serangga lain, begitu pula tidak bisa berpindah ke manusia.

(ros/spt)

No more pages