Di sisi lain, kelompok buruh, yang diwakili Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) ngotot meminta pemerintah menaikkan UMP dan UMK 2024 sebesar 15%. Buruh menyinggung kenaikan gaji PNS, TNI, dan Polri mencapai 8%, ditambah pensiunan naik 12%.
“Daya beli turun 30% pascapandemi. Harga beras naik 40% ini tertinggi dalam sejarah, telur naik lebih dari 30%, juga BBM naik. Itu alasan buruh minta naik 15%,” ujar Presiden KSPI, Said Iqbal.
Kondisi Ketenagakerjaan Jakarta
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk usia kerja di Jakarta per Agustus 2023 adalah 8,32 juta orang. Dari jumlah tersebut, 5,43 juta orang (65,26%) adalah angkatan kerja.
Dari angkatan kerja itu, 5,07 juta orang (93,37%) sudah bekerja. Sementara sisa 354 ribu orang adalah pengangguran.
Dengan begitu, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Ibu Kota adalah 6,53%. Di atas angka TPT nasional yang sebesar 5,32%.
Sepanjang Agustus 2022 hingga Agustus 2023, terjadi penyerapan tenaga kerja sebanyak 197 ribu orang.
Dari penduduk Jakarta yang bekerja, sebanyak 4,27 juta orang (84,26%) merupakan pekerja penuh. Kemudian 648 ribu orang (12,78%) bekerja paruh waktu dan 150 ribu orang (2,96%) berstatus setengah menganggur.
Berbeda dengan nasional, sebagian besar pekerja di Jakarta bekerja di sektor formal. Per Agustus 2023, porsi pekerja formal mencapai 63,77% Di tingkat nasional, pekerja informal mendominasi dengan capaian 59,11%.
Porsi pekerja penuh juga terus naik. Pada Agustus 2022, angkanya adalah 81,81%. Lalu pada Agustus 2021 dan Agustus 2020 masing-masing 76,89% dan 78,07%.
Perkembangan ini mendorong penurunan di pekerja paruh waktu dan setengah pengangguran. Porsi pekerja paruh waktu pada Agustus 2022 adalah 15,48%. Kemudian pada Agustus 2021 dan Agustus 2020 adalah 15,96% dan 15,5%.
Sedangkan Tingkat Setengah Pengangguran pada Agustus 2022 adalah 2,71%. Pada Agustus 2021 dan Agustus 2020 masing-masing 6,76% dan 6,43%.
Menurut lapangan usaha, sebagian besar pekerja di Jakarta ada di sektor perdagangan (23,21%). Disusul oleh akomodasi dan makan-minum (12,26%), pengangkutan dan pergudangan (11,87%), industri pengolahan (11,08%), serta jasa lainnya (9,24%).
Sepanjang Agustus 2022 sampai Agustus 2023, sektor perdagangan, akomodasi makan-minum, serta pengangkutan dan pergudangan menjadi yang tertinggi dalam hal penyerapan tenaga kerja. Masing-masing menyerap 1,18 juta, 621 ribu, dan 602 ribu orang.
(aji/roy)