Sebagai informasi, WeLab Ltd didukung oleh investor termasuk miliarder Li Ka-shing. Ekspansi ini merupakan bagian dari ambisi WeLab untuk berkembang di kawasan Asia, setelah mendirikan bank digital di Hong Kong pada tahun 2020. Fintech ini juga menjalankan beberapa bisnis di Tiongkok daratan.
Sebelumnya, WeLab bekerja sama dengan HSBC Holdings Plc untuk mengembangkan penawaran digital di Malaysia, dan upaya ini diperluas ke Indonesia.
Di Hong Kong, WeLab Bank melaporkan kerugian sebesar HK$161,5 juta (US$20,7 juta) pada semester pertama, menyusut dari HK$224 juta pada tahun lalu. Pendapatan bunga bersihnya meningkat dua kali lipat pada semester pertama.
Bank tersebut meluncurkan bisnis kekayaan digitalnya di Hong Kong pada 2022, dan memiliki 15.000 nasabah kekayaan dan menargetkan peluncuran di Greater Bay Area.
WeLab, yang disebut unicorn atau perusahaan dengan valuasi us$1 miliar, mengajukan permohonan IPO di Hong Kong pada 2018, namun tertunda. Loong mengatakan perusahaannya masih melihat IPO, tetapi pasar ekuitas cukup lemah, dan tidak memiliki jangka waktu yang spesifik.
- Bank Neo Commerce
Neobank merupakan layanan digital hasil bentukan PT Bank Neo Commerce Tbk yang dulunya bernama PT Bank Yudha Bhakti Tbk. Perubahan nama terjadi setelah PT Akulaku Silvrr Indonesia menjadi pemegang saham baru bank digital itu melalui Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau private placement pada 2020.
Sebagai informasi, Akulaku merupakan bagian dari jaringan Alibaba milik Jack Ma lewat Ant Group. Perusahaan pembiayaan ini merupakan sayap finansial perusahaan teknologi yang didirikan Jack Ma. Mengacu ke data Crunchbase, Ant Group masuk ke Akulaku pada 10 Januari 2019, lewat suntikan dana US$89 juta atau lebih dari Rp1 triliun.
- Seabank
PT Bank Seabank Indonesia (SeaBank) sebelumnya bernama PT Bank Kesejahteraan Ekonomi (Bank BKE). Seabank mengganti nama perusahaan setelah resmi diakuisisi oleh Sea Group asal Singapura, dua tahun yang lalu. Sea group diketahui juga merupakan induk perusahaan perusahaan e-commerce Shopee.
Penerbit game online Garena yang sahamnya tercatat di Bursa New York Stock Exchange (NYSE) ini mengakuisisi Bank BKE untuk membangun bisnis perbankan digitalnya di Indonesia.
- Bank Maspion
Per April 2023, 62,53% saham Bank Maspion dimiliki oleh perusahaan asal Thailand, Kasikorn Vision Financial Company Pte Ltd (KVF). KVF sendiri merupakan perusahaan yang dimiliki oleh Kasikornbank Public Company Limited, yang menjadi pemegang 5,15% saham Bank Maspion.
- Superbank
Superbank sebelumnya dikenal sebagai PT Bank Fama International. Ini merupakan bank digital Indonesia yang didukung oleh konsorsium, terdiri dari: Grab, Singtel, Grup Emtek, KakaoBank, dan lainnya.
Komposisi kepemilikan saham Superbank dikuasai Grup Emtek yang diwakili PT Elang Media Vistama dengan kepemilikan mencapai 34,75% dan PT Kudo Teknologi Indonesia memiliki 21,40% saham.
Pemegang saham Superbank lainnya, KakaoBank asal Korea Selatan dengan kepemilikan 10,5%. Kemudian, Singtel Alpha Investment Pte Ltd asal Singapura 19,02%, A5-DB Holdings Pte Ltd A5-DB 7,13%, dan pemegang saham dengan kepemilikan masing-masing < 5%.
- Line Bank
Line Bank merupakan layanan digital yang dibentuk oleh PT Bank KEB Hana Indonesia. Perusahaan perbankan ini dimiliki oleh KEB Hana Bank dari Korea Selatan dengan kepemilikan 69% saham, Line Financial Corporation asal Jepang 20% saham, dan sisanya dimiliki International Finance Corporation (IFC) 9,9%.
(ros/lav)