Awal mulanya Hari Anak Sedunia ditetapkan berdasarkan resolusi PBB nomor 836 (XI) pada 14 Desember 1954. Ditetapkan setelah muncul penderitaan anak-anak di Eropa pada Perang Dunia II.
PBB saat itu dengan sigap turun tangan menyediakan makanan, pakaian dan perawatan kesehatan bagi anak-anak. Lalu, pada 20 November 1989 Majelis Umum PBB mengadopsi Deklarasi Hari Anak dan Konvensi Hak Anak.
Deklarasi dan konvensi diadopsi menjadi kampanye khusus yang didedikasikan untuk anak-anak. Setelah itu, PBB pun menyarankan pemerintah di seluruh dunia untuk merayakan Hari Anak Sedunia pada tanggal 20 November setiap tahunnya.
Penderitaan Anak-anak di Gaza
Penderitaan tanpa akhir dirasakan anak-anak di wilayah Gaza, Palestina. Setiap harinya hidup mereka tidak tenang.
Mereka juga harus terbiasa kehilangan kedua orang tua dan keluarga mereka karena menjadi korban serangan Israel. Tak hanya itu, di antara mereka juga harus kehilangan tangan atau kaki karena harus diamputasi akibat serangan tersebut.
Serangan Israel yang membabi buta membuat anak-anak yang selamat tak memiliki tempat perlindungan. Rumah sakit hingga sekolah menjadi tumpuan mereka juga menjadi sasaran tembak Israel.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, serangan udara Israel telah menewaskan banyak warga Palestina di Sekolah Al-Fakhoora yang dikelola oleh PBB untuk pengungsi Palestina atau United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA).
Kementerian Luar Negeri Qatar mengutuk pemboman Israel terhadap Sekolah Al-Fakhoora. Mereka menyerukan penyelidikan internasional, dan "penyelidikan independen untuk menyelidiki penargetan Israel terhadap sekolah dan rumah sakit di Gaza.
Kepala Bantuan Urusan Kemanusiaan PBB Martin Griffiths juga mengecam Israel yang terus menyasar rumah sakit dan sekolah-sekolah.
"Tempat perlindungan adalah tempat yang aman. Sekolah adalah tempat untuk belajar. Berita tragis mengenai anak-anak, perempuan, dan laki-laki yang terbunuh saat berlindung di sekolah Al-Fakhouri di utara Gaza. Warga sipil tidak dapat, dan tidak seharusnya menanggung hal ini lebih lama lagi," tutupnya.
(spt)