Usai operasional komersial, LRT Jabodebek sempat mengalami masalah karena perbedaan desain pintu pada stasiun dengan pintu kereta. Bahkan, kereta juga mengalami masalah dengan desain longspan Kuningan sehingga harus menurunkan kecepatan hingga sangat lambat saat melintas.
Beberapa kali kereta LRT Jabodebek juga mengalami mati atau kehilangan daya listrik. Beberapa stasiun juga dilaporkan mengalami kerusakan yang kemudian disebut pembangunan kurang mengantisipasi musim hujan.
Terakhir, Kemenhub menurunkan kecepatan LRT Jabodebek hingga 50%. Perjalanan LRT pun menjadi lebih lambat, padahal transportasi ini menjual keunggulan waktu tempuh bagi masyarakat di wilayah penyangga yang bekerja di Jakarta.
Hal ini dilakukan karena beberapa roda kereta LRT Jabodebek sudah aus meski baru beroperasi hampir tiga bulan. Separuh armada akhirnya harus mengalami perbaikan dan penyesuaian.
Pengurangan jumlah armada dan penurunan kecepatan membuat jeda waktu tiba atau headway kereta semakin panjang. Beberapa pengguna pun sempat mengeluhkan harus menunggu hingga satu jam untuk naik transportasi tersebut.
"Insyaallah ada solusi kok," kata Erick.
Headway LRT Jabodebek
Jam Sibuk
Harjamukti - Cawang (pp): 30 Menit
Jatimulya - Cawang (pp): 30 menit
Cawang - Dukuh Atas (pp): 15 Menit
Jam Normal
Harjamukti - Cawang (pp): 60 Menit
Jatimulya - Cawang (pp): 60 menit
Cawang - Dukuh Atas (pp): 30 Menit
(mfd/frg)