Logo Bloomberg Technoz

Manajemen Astra mengungkapkan, sejalan dengan upaya memperkuat komitmen untuk menjadi mitra keuangan ideal bagi masyarakat Indonesia dan mendorong inklusi keuangan, Bank Jasa Jakarta akan meluncurkan layanan digital.

Layanan ini bertujuan untuk mendukung pengelolaan keuangan segmen solopreneur produktif yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan spesifik masyarakat Indonesia.

Bank Saqu sebelumnya dikenal sebagai PT Bank Jasa Jakarta (BJJ). Perusahaan perbankan dengan modal inti mini ini dikembangkan oleh keluarga Iskandar Widyadi melalui PT Widya Raharja Dharma dan PT Adikarta Graha, sejak 1984. Kala itu, BJJ melayani individu dan usaha kecil dan menengah (UKM).

Sampai akhirnya pada September 2022, PT Sedaya Multi Investama atau biasa dikenal sebagai Astra Financial dan perusahaan asal Hong Kong, WeLab Sky Ltd, mengakuisisi BJJ dengan nilai transaksi US$500 juta atau sekitar Rp7,8 triliun. Astra dan WeLab menjadi pemegang saham mayoritas BJJ dengan porsi masing-masing 49,56%.

Perusahaan menggunakan dana akuisisi untuk memperkuat modal inti agar bisa memenuhi ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mensyaratkan bank memiliki modal inti Rp3 triliun. Per juni 2022, modal inti BJJ baru sebesar Rp 2,1 triliun.

Dalam perkembangannya, Astra dan WeLab mengganti nama BJJ menjadi Bank Saqu dan meluncurkan buah hati mereka pada 11 Oktober, dengan pembaruan terakhir pada 2 November.

Manajemen Astra Financial mentransformasi BJJ menjadi bank yang berfokus pada layanan digital melalui strategi omnichannel. Ini akan melengkapi produk dan layanan jasa keuangan yang ditawarkan kepada pelanggan Astra.

Sebelum akuisisi BJJ, keduanya berkolaborasi mendirikan perusahaan patungan teknologi finansial atau fintech lending bernama PT Astra WeLab Digital Arta (AWDA) pada 2018.

Berdasarkan riset Google, Temasek, dan Bain & Co pada 2022, ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan mencapai US$220 miliar pada 2030. 

(lav)

No more pages