"Itu konsep dari merger AP I dan II, seperti kita menggabungkan Pelindo [I dan II]. Karena kita ingin meningkatkan efisiensi," ujar Erick.
Menurut Erick, merger akan digenjot sebelum pergantian tahun atau sekitar Desember 2023. Merger ini juga bertujuan untuk membangun infrastruktur industri pariwisata pada sisi transportasi penerbangan.
"Kita membangun infrastruktur industri turis dengan bandara kita harus naikin kelas," kata Erick.
Dia menilai, beberapa bandara Indonesia sudah mulai kelebihan kapasitas, terutama Jakarta dan Bali. Ke depannya, menurut dia, beberapa bandara yang menjadi destinasi transportasi wisata juga berpotensi mengalami hal serupa, seperti Bandara Komodo untuk wisata Labuan Bajo; dan Bandara Internasional Lombok untuk wisata Mandalika.
"Mau gak mau harus kita terus tingkatkan karena ini sebagai income ke depan," kata Erick.
(frg)