"Kami kemungkinan berada di dan/atau dekat puncak di mana kami perlu memiliki sikap kebijakan moneter yang cukup ketat yang akan secara berkelanjutan membawa inflasi turun ke 2%," kata Barr, Sabtu (18/11/2023), seperti diwartakan Bloomberg News.
"Saya pikir pembacaan (data) ekonomi baru-baru ini memperkuat pandangan saya bahwa itu mungkin benar," imbuh Barr.
Para investor semakin yakin dengan memperkirakan The Fed telah selesai dengan tren kenaikan suku bunga acuannya, dan akan menahan suku bunga dalam kisaran 5,25% hingga 5,5% ketika para pejabat bertemu bulan depan, di tengah laporan baru-baru ini yang menunjukkan inflasi dan beberapa aktivitas ekonomi AS terus melemah.
Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia memaparkan, data terbaru memperlihatkan deselerasi secara perlahan ekonomi AS sehingga memperkuat spekulasi Federal Reserve akan mengakhiri kampanye kenaikan suku bunga acuan.
“Meskipun rilis data ekonomi yang keluar lebih buruk dari ekspektasi bisa diartikan sebagai sinyal ekonomi telah kehilangan sebagian momentum pertumbuhan, tapi tidak kalah pentingnya, bagi investor, juga memperlihatkan tekanan inflasi yang mereda,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
Pasar telah sepenuhnya merangkul probabilitas Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga acuan bulan dan melihat kemungkinan 62% pemangkasan sebesar 25 bps pada Mei 2024.
Begitu juga dengan yang terjadi di pasar perumahan AS, data NAHB/Wells Fargo Housing Market Index yang mengukur kepercayaan (confidence) perusahaan pengembang properti turun 6 poin ke level 34 pada November, terendah sejak Desember 2022 dan jauh lebih buruk dari ekspektasi pasar yang berada di level 40. Ini menandakan penurunan selama 4 bulan berturut-turut sebagai dampak dari lonjakan suku bunga KPR.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG menguat 0,3% ke 6.977 disertai dengan munculnya volume pembelian, namun pergerakannya tertahan oleh upper band.
“Saat ini, diperkirakan posisi IHSG sedang berada di akhir wave iii dari wave (iii), sehingga IHSG masih berpeluang melanjutkan penguatannya untuk menguji 7.000-7.020,” papar Herditya dalam risetnya.
Bersamaan dengan risetnya, Herditya merekomendasikan saham-saham BRPT, KLBF, MIKA dan PTPP.
Kemudian, Analis Phintraco Sekuritas memaparkan, IHSG berpotensi bergerak fluktuatif di awal pekan sebelum melanjutkan tren bullish.
“Tetap waspadai potensi pembentukan pola island reversal IHSG. Waspadai potensi profit taking ketika IHSG memasuki resistance 6.980–7.000. Stochastic RSI mengindikasikan kondisi sangat overbought sejalan dengan penguatan akhir pekan lalu,” tulisnya.
Melihat hal tersebut, Phintraco merekomendasikan saham-saham defensif yang tengah berada di support-nya, seperti TLKM dan UNVR. Saham defensif lain dengan peluang trading buy, diantaranya TBIG, MYOR, SMGR dan INTP.
(fad)