Logo Bloomberg Technoz

Ketegangan seputar perang Rusia dan Ukraina terlihat saat para menteri keuangan negara G-20 berkumpul di India pekan ini, dengan China dan Rusia menolak mengirim pejabat tinggi mereka.

Adapun menteri keuangan Indonesia menyebut perang Rusia sebagai “elephant in the room,” yang dalam bahasa Inggris berarti sebuah topik atau kontroversi penting yang diketahui semua orang tetapi tidak ada yang ingin mendiskusikannya karena itu membuat beberapa dari mereka tidak nyaman.

Para pejabat AS mengatakan pada Jumat bahwa Blinken akan menggunakan pertemuan-pertemuan itu untuk menyoroti tekanan yang dialami kawasan itu, seperti kenaikan harga makanan dan energi akibat dari perang Rusia dan Ukraina.

“Jelas bagi kami bahwa negara-negara Asia Tengah dan India memiliki hubungan yang panjang dan rumit dengan Rusia,” kata Donald Lu, asisten menteri luar negeri untuk Asia Selatan dan Tengah.

“Saya tidak berpikir mereka akan mengakhiri hubungan itu dalam waktu dekat, tetapi kami berbicara dengan mereka tentang peran yang dapat mereka mainkan,” lanjutnya.

Dia menambahkan bahwa AS ingin India memanfaatkan hubungan dekatnya dengan Rusia. “Kami berharap India akan menggunakan pengaruh itu dengan Rusia untuk mendukung berakhirnya konflik ini.”

Blinken juga akan menggunakan sesi G-20 di Delhi untuk mengumpulkan para menteri luar negeri dari Quad, yang mencakup AS, India, Jepang, dan Australia.

Menanggapi pertanyaan tentang ketergantungan India pada sistem senjata Soviet dan Rusia, Lu mengatakan bahwa Rusia mengalami kesulitan memenuhi kontrak militernya di seluruh dunia.

Meskipun pemerintahan Biden tetap berhati-hati untuk tidak mengasingkan India, beberapa analis mengatakan AS harus membujuk India untuk berhenti membeli minyak Rusia dan ikut menekan Putin untuk mengakhiri perang.

“Di satu sisi, pemerintah sedang memikirkan jangka panjang, yang merupakan hal yang benar — mereka menyadari betapa pentingnya India bagi strategi Indo-Pasifik AS,” kata Lisa Curtis, mantan direktur senior Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih untuk Asia Selatan yang sekarang bekerja di Center for a New American Security.

(bbn)

No more pages