Corona Rintawan, salah seorang dokter yang ditugaskan di RS tersebut juga mengatakan bahwa mayoritas pasien yang datang mengeluhkan masalah pernafasan. "70% pasien datang ke Ina-EMT dengan keluhan masalah pernapasan," katanya.
Menurutnya, hal tersebut kemungkinan besar disebabkan oleh faktor cuaca, kondisi penampungan dan banyaknya debu akibat proses pembongkaran puing reruntuhan bangunan yang hancur akibat gempa berkekuatan M 7,8.
Ini memungkinkan pasien-pasien dari lokasi yang lebih jauh dan pasien yang siang harinya ikut bekerja dalam aktivitas tanggap darurat mendapatkan pelayanan kesehatan
Lalu Muhammad Iqbal
RS Lapangan ini merupakan salah satu bantuan yang dikirimkan oleh pemerintah Indonesia yang dimulai pada Senin (13/2/2023) lalu. Bantuan ini juga mengirimkan 40 ton bahan logistik dan 199 rombongan Indonesia Emergency Medical Team (Ina-EMT) .
Rombongan tim Ina-EMT ini merupakan rombongan pemerintah yang dikoordinasikan oleh Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI, dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Mereka adalah tenaga medis dari lembaga kesehatan, TNI dan Polri.
Selain dari pemerintah, EMT juga berisi relawan dari lembaga non-pemerintah. Beberapa di antaranya adalah Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) Nahdlatul Ulama, Asosiasi Dokter Spesialis dan organisasi lainnya.
Ina-EMT mulai mengoperasikan RS Lapangan di Kota Hassa, Hatay, sejak 15 Februari 2023 yang juga merupakan salah satu dari 9 RS lapangan dari berbagai negara yang beroperasi di Provinsi Hatay yakni wilayah paling terdampak oleh gempa yang terjadi pada 6 Februari 2023 lalu.
Selain pengobatan medis, RS lapangan ini juga memberikan pelayanan kesehatan jiwa kepada korban gempa yang mengalami trauma pascabencana di sekitar wilayah tersebut.
“Kita banyak bertemu dengan penyintas yang mengalami gejala sebagai akibat dari stres akut akibat gempa. Apalagi pascagempa susulan 6,4 SR beberapa hari lalu”, kata dokter pelayanan kesehatan jiwa Ina-EMT, Era Catur Prasetya.
(ibn/ezr)