Dia ditangkap Densus dalam kaitan rencana serangan bunuh diri dengan bom panci pada sejumlah target, termasuk Istana Kepresidenan. Saat itu, dia bersama sejumlah kelompok JAD telah melakukan baiat kepada ISIS melalui sosok Bahrun Naim.
Selain di Jakarta dan Jawa Barat, JAD Abu Oemar juga disebut berkaitan dengan serangan ke kantor kepolisian di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan.
Menurut Aswin, Densus 88 sendiri telah menangkap 61 orang terduga teroris sejak Oktober hingga awal November 2023. Dari jumlah tersebut, sebanyak 42 orang di antaranya terafiliasi dengan JAD dan Abu Oemar.
Polisi mendeteksi keberadaan kelompok ini usai berhasil menyusup ke sebuah grup komunikasi pada aplikasi whatsapp. Setidaknya ada dua grup dengan nama Muslim United dan Ummatan Wasathan yang diduga berisi pembicaraan tentang rencana serangan pada pelaksanaan pemilu 2024.
Sedangkan 19 terduga teroris lainnya, kata dia, berasal dari kelompok JI. Meski demikian, menurut dia, terduga terakhir yang ditangkap di Semarang yaitu HS, bukan merupakan bagian dari kelompok JI yang diringkus Oktober lalu. Hal ini membuat pasukan berlambang burung hantu tersebut masih menelusuri kelompok tersebut.
“Kami semua mengharapkan kondisi keamanan dalam negeri kondusif, tetap terjaga. Densus tidak pernah berhenti untuk terus melakukan pengawasan atau monitoring terhadap aktivitas kelompok teroris, baik secara jaringan maupun individu,” ujar Aswin.
(frg)