Bhima melihat ada banyak faktor yang membuat PHK massal banyak terjadi di Indonesia. Dari sisi biaya produksi yang semain tinggi dan menipisnya pendapatan akibat melemahnya politik dunia.
Serta perilaku konsumen yang cenderung berubah dan lebih hemat dikarenakan takut ekonomi semakin memburuk pada tahun 2024.
“Jadi ini adalah fenomena yang kemudian diantisipasi para pelaku usaha di sektor industri dengan memangkas karyawannya melakukan efiseinsi. Kalau efisiensi dibagian bahan baku tidak bisa dilakukan lagi, maka mereka terpaksa melakukan perubahan jam kerja, kalau itu tidak bisa lagi hal selanjutnya adalah PHK,” terang Bhima.
Bhima mengatakan, hal ini bisa menjadi indikasi bahwa PHK akan terus berlanjut sampai adanya tanda-tanda pemulihan ekonomi. “Apalagi tahun depan melihat mitra dagang indonesia ekonominya tumbuh lebih lambat, maka sekarang sudah banyak industri manufaktur yang mau ekspansi jadi tertahan. Nah yang existing tanpa adanya investasi baru, mereka pastinya akan melakukan berbagai rekayasa, berbagai efisiensi untuk bisa bertahan di 2024 itu situasinya,” tutupnya.
Angka Pengangguran
Menurut data dari Badan Pusat Statistik RI, jumlah dan presentase penduduk yang bekerja tahun 2023 meningkat dari tahun 2022.
Pada Agustus tahun 2023 penduduk RI yang bekerja tercatat ada 139.852 ribu atau 94,68% naik sedikit dari tahun 2022 di bulan yang sama yaitu sekitar 135.269 ribu atau 94,14%.
Untuk angka pengangguran pada Agustus 2023 sebanyak 7.855 ribu atau 5,32% turun dibandingkan Agustus 2022 sebanyak 8.425 ribu atau 5,86%
-- Dengan asistensi dari Miss Fransiska.
(spt)