Menurut pernyataan dari Hamas dan pejabat Israel, baru empat sandera yang dibebaskan, termasuk dua warga negara Amerika. Israel sudah melepaskan satu lagi, sementara beberapa dinyatakan telah meninggal.
Juru bicara sayap militer Hamas, Abu Obaida pada hari sabtu mengatakan Hamas kehilangan kontak dengan kelompok yang ditugaskan untuk menjaga beberapa sandera. "Takdir para tawanan dan penawan masih tidak diketahui," katanya dalam sebuah pernyataan.
Biden berbicara dengan emir penguasa Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, pada hari Jumat untuk mencoba memastikan agar Hamas melepaskan lebih banyak orang. Qatar menjadi tuan rumah bagi anggota kepemimpinan politik Hamas dan telah menjadi kunci dalam negosiasi sandera, bertindak sebagai perantara bersama dengan negara-negara Arab lainnya seperti Mesir.
Dalam sebuah artikel op-ed di Washington Post yang diterbitkan pada hari Sabtu, Biden mengatakan "tim saya dan saya bekerja jam demi jam, melakukan segala yang kami bisa untuk melepaskan sandera."
Pembicaraan sandera telah penuh ketegangan, dengan Israel dan Hamas saling menyalahkan atas beberapa kegagalan dalam negosiasi tersebut.
Bantuan yang lebih banyak telah masuk ke Gaza dalam beberapa minggu terakhir, terutama makanan dan obat-obatan melalui perlintasan Rafah dengan Mesir. Bahan bakar dikirim pada hari Rabu untuk pertama kalinya sejak konflik terjadi.
Israel sebelumnya enggan mengizinkannya, dengan alasan bahwa Hamas akan menggunakannya untuk operasi militer. Namun, Israel kini mendapat tekanan lebih besar, termasuk dari AS, karena rumah sakit dan pabrik air di Gaza kehabisan bahan bakar untuk generator.
PBB menyatakan bahwa jumlah makanan dan bahan bakar yang masuk ke Gaza masih jauh dari cukup untuk meringankan apa yang mereka dan pejabat Palestina sebut sebagai bencana kemanusiaan.
“Langkah yang telah kita tempuh mengarah pada pembebasan dua warga Amerika, seorang ibu dan seorang putri, yang merupakan pilot untuk apa yang kita harapkan akan menjadi pembebasan yang jauh lebih besar,” kata McGurk. “Pembebasan sejumlah besar sandera akan menghasilkan penundaan yang signifikan dalam pertempuran, penundaan yang signifikan dalam pertempuran, dan lonjakan besar bantuan kemanusiaan.”
Menteri Luar Negeri Yordania mengkritik upaya mengaitkan pembebasan sandera dengan situasi kemanusiaan di Gaza.
"Saya rasa tidak dapat diterima jika Israel mengaitkan bantuan kemanusiaan dengan pembebasan sandera,” kata Ayman Safadi, yang juga wakil perdana menteri Yordania, dalam acara yang sama di Bahrain.
“Israel menyandera 2,3 juta warga Palestina,” katanya, mengacu pada populasi Gaza.
(bbn)