Logo Bloomberg Technoz

Namun, Luhut menghimbau untuk tidak berkelahi dan saling dendam antara satu dengan lainnya yang menciptakan adanya kemunduran dalam bernegara.

Selain itu, ia mengimbau masyarakat Indonesia untuk menggunakan landasan data sebelum menilai orang lain.

“Ingat pintar-pintar membaca tanda-tanda zaman dan basisnya data bukan bicara perasaan. Nanti kalau jatuh cinta bicara soal perasaan. Kau tanyalah hatimu yang paling dalam, apa sih yang sudah kau lakukan buat Republik ini? Jangan kita gampang judge orang lain. Bilang ingusan lah, bilang pengkhianat lah, siapa sih yang mau jadi pengkhianat?” ujarnya.

Pernyataan Luhut ini tampak ditujukan pada orang-orang yang merespons negatif calon wakil presiden Gibran Rakabuming Raka. Diketahui Gibran pernah disebut “anak ingusan” oleh beberapa elit PDIP.

Ia juga tampak membela Jokowi yang belakangan menuai kritik dari pihak yang dahulu mendukungnya, elit politik, dan masyarakat umum.

“Jangan terus mentorpedo apa yang sudah menjadi succes story seseorang. Tidak akan ada satu presiden pun yang akan menyelesaikan seluruh masalah bangsa ini, tidak akan.”

“Apalagi kalau dengan millennial generation sekarang ini, siapa sih yang bisa ngatur millenial? Cucu saya apa saya bisa ngatur pilih lah ini pilihlah sebagainya? Tak bisa, dia dengan teman-teman punya sudah punya mau sendiri,” tutupnya.

(dov/ggq)

No more pages