Bloomberg Technoz, Balikpapan - Bursa Efek Indonesia (BEI) tidak mengesampingkan penutupan kode broker dan domisili menjadi salah satu faktor transaksi di bursa saham lebih sepi.
"Kalau dibilang ada pengaruh, mungkin memang ada pengaruh," ujar Direktur Perdagangan & Pengaturan Anggota Bursa (AB) BEI Irvan Susandy, Kamis (17/11/2023).
"Tapi, kalau ditanya seberapa besar pengaruhnya, itu yang tidak bisa kami nilai secara independen," sambung Irvan.
Pasalnya, sentimen pasar memang tidak bergerak sendiri. Di satu sisi, penutupan kode broker dan domisili memberikan pengaruh, di sisi yang lain, pasar juga tengah diselimuti sentimen lokal dan domestik.
Sedikit gambaran, rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini sebesar Rp10,49 triliun. Angka ini turun 31,44% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp15,3 triliun.
Irvan menambahkan, pihaknya telah melakukan survei kepada para anggota bursa (AB) atau broker soal kode broker dan domisili. Ini merupakan bagian dari post implementation review dari setiap program kerja BEI.
"Setiap program kerja kami lakukan kajian apakah sesuai, biasanya kajian ini kami lakukan antara tiga bulan, enam bulan, hingga 12 bulan setelah implementasi program kerja," jelas Irvan.
(dhf/hps)